Sudahkah Anda Nyusu Hari Ini?

Sedari mata belum sepenuhnya terbuka, sedari belum mampu memahami dunia, manusia layaknya semua mamalia di dunia ini selalu mencari puting ibunya untuk menyusu. Kepada tetes-tetes susu inilah kita mengantungkan segala nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Jadi rasa-rasanya agak-agak logis juga kalau lagi pandemik begini salah satu susu sapi sterilisasi yang diisi dalam kaleng dengan logo beruang dan ditayangkan punya kekuatan tersembunyi seperti naga, makluk mitologi yang ga punya bukti nyata tapi ya dipercaya aja gitu sepenuh hati jadi raib dalam sekejab dari peredaran.

Sek… sek… Jadi yang kita bicarakan ini susu sapi, susu beruang atau naga sih? Hmmm… sebenarnya aku yo ora mudeng juga sih. Tapi ya, mungkin itu loh yang jadi alasan mengapa susu iki tok yang laris manis diserbu bahkan mengalahkan kericuhan fans-fans BTS berebut kotak eh menu baru di salah satu restoran junk food baru-baru ini. Maksudnya? Gini nih, coba kalau kamu disuruh milih sapi atau sapi bertameng beruang dan dijaga oleh naga jejadian dalam 1 kaleng. Hayo pilih mana? Ya seperti semua orang Indonesia yang senang perbonusan tentu aja milih yang 3 in 1 kan? Well.. walau yang 2 binatang lainnya itu ga menambah esensi dari tetes-tetes susu yang diteguk sih. “wis pokok e ndak mau rugi…”

Ngomong-ngomong soal susu nih, menurut BBC sekitar 10.000 tahun yang silam, kita manusia belum berpikir bahwa susu sapi dapat dikonsumsi. Terutama karena tubuh manusia dewasa tidak dirancang untuk mengolah sejenis gula bernama lactoksa yang ada di dalam susu. Tapi ya, namanya juga manusia. Setidaknya nyong jadi paham kan, kenapa ada banyak manusia milenial yang sering mengejar sesuatu yang bukan untuknya? Rupanya bukan hal baru, ini sudah ada di gen kita dari ribuan tahun lalu, eh.

Kembali ke cerita susu, perjuangan manusia dewasa untuk mengkonsumsi susu ini berbuah hasil setelah ribuan tahun. Sebagian besar gen dari manusia yang ada sekarang telah resisten terhadap laktosa dan sudah dapat menjadikan susu sebagai sumber nutrisi baru untuk tubuh. Mengutip times, pada abad ke 18 & 19 susu sapi segar telah menjadi pamor di meja-meja makan Eropa dan Amerika. Di Nusantara sendiri, tren nyusu ini dipopulerkan oleh tagline 4 sehat 5 sempurna yang dicanangkan oleh Prof Poerwo Soedarmo di tahun 1952.

Nah, sekarang jadi makin logis kan mengapa susu diburu? Soalnya kalau ga nyusu, hidup jadi ga sempurna aja gitu.

Sebenarnya manfaat susu sapi bagi manusia ini masih menjadi perdebatan oleh sebagian ahli gizi. Secara umum, susu dipercaya sebagai sumber kalsium yang dapat menjaga tulang dan mencegah terjadinya Osteoporosi. Meski di sisi lain, PETA pada websitenya menuding susu hewan yang kita konsumsi adalah pencuri kalsium dari tubuh kita. Alih-alih membuat tulang kuat, yang ada tulang malah makin keropos plus jadi jerawatan. Nah loh nah loh… jadi mana yang benar sih?

Tenang kisanak, tenang. Berbicara tentang manfaat susu ini seperti  pseudo science. Naon etah? Itu loh seperti pesulap yang membuatmu percaya bahwa ada burung dari dalam topinya, ada saputangan dari dalam bajunya, ada bunga dari tangannya, ada pelangi di matamu. Eh salah itu mah lagu ya.

Tapi kepercayaan manusia terhadap hal-hal yang belum benar-benar teruji secara klinis ini bukan tanpa sebab loh. Menurut Adam Grant seorang profesor di bidang psikology di bukunya Think Again, Adam berkata (Psychologist find that people will ignonre or even deny the existence of a problem if they’re not found the solution.) bahwa dari studi yang diperoleh psikolog menemukan bahwa orang-orang sering mengabaikan atau bahkan menolak percaya keberadaan suatu masalah jika masalah itu tidak memiliki solusi. Terdengar seperti mental orang Indonesia? Haha.. Ternyata kita tidak sendiri saudara-saudara. Ini dilakukan oleh seluruh spesies manusia. Welcome to the club.

Jadi mana yang benar? Ya kembali ke siapa yang paling mampu meyakinkanmu bahwa apa yang ditampilkan adalah benar. Menilik sejarah panjang dari susu kaleng tenar ini, brand susu ini berasal dari Swiss dan sudah ada sejak tahun 1898. Mulai di tahun 1930, susu ini menjadi tenar bagi masyarakat Indonesia. Entah karena kemasannya yang berbeda, atau memang logo beruangnya, sejak masuk ke Indonesia, susu cair yang dijual di dalam kaleng ini telah serta merta menjadi susu istimewa bagi sebagian masyarakat Indonesia.

“Bagus buat kesehatan, obat panas dalam, memperlancar BAB, membuat kulit mulus, buang racun…” dan berbagai kemampuan telah disematkan pada susu kaleng cair ini. Maka jika ada yang mengatakan susu kaleng ini bisa menangkal racun termasuk mencegah corona, rasanya toh itu bukan hal yang terlalu sulit untuk dipercaya kan?

Merujuk kalimat Adam Grant di atas, ini hanya alam bawah sadar manusia Indonesia untuk bertahan hidup di tengah maraknya berita negatif COVID 19 yang sedang menghantam negeri. Di tengah kebingunan dan kecemasan yang menyesaki dada, di tengah kematian yang mengintai begitu dekat, sekaleng susu yang telah dipercaya sebagai susu kesehatan selama puluhan tahun terdengar seperti jawaban logis dan paling mudah untuk dapat dipercaya. Namanya juga kalut, ya kan?

Gambar dipinjam dari google.

Sok, nyusu dulu biar waras ya. Ga harus susu kaleng sih, susu apa saja sebenarnya sama saja. Intinya percaya. Selama abang percaya sama eneng, semua akan baik-baik saja.

Karena yang dipercaya itu lama-lama pasti jadi nyata.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *