Road Trip

img_2942
Vietnam Utara, Maret 2018

Hidup itu seperti road trip, meski sudah berkali-kali membelok, usaha yang dibutuhkan untuk membelok akan tetap sama. Tanjakan dan turunan akan tetap jadi pasangan tak terpisah yang di satu dan lain tempatnya tetap mampu membuatmu memaki dan ngeri.

Lalu di akhir, semua yang ada di depan mata tetap harus dihadapi, dijalani. Demi tujuan, tujuan yang bisa jadi berubah bisa jadi tak akan punya cukup tenaga atau waktu untuk tiba di sana. Tapi di manapun kamu menjedah, berapa kalipun kamu mengambil jedah, kamu akan terkagum-kagum dengan sejauh mana kamu sudah berjalan. Dari ketinggian, kamu akan terkaget-kaget memandang rute yang telah terlewati. Berucap dalam hati, “Did i  pass?”

Lalu, diam-diam akan berterima kasih pada sang tujuan yang sudah menjadi perantara untuk membuatmu berani melaju sejauh itu.

Tentang tujuan ini tak ada yang perlu diperdebatkan. Setiap orang diberi kebebasan untuk menentukan dan menetapkan tujuannya. Karena di akhir, yang terpenting bukan berapa kali kamu pernah tersesat, tetapi seberapa kaya kamu dengan jalanan? Seberapa banyak lubang dan tanjakan yang telah memperkaya mata dan nurani. Seberapa ahli kamu di tiap belokan dan turunan? Seberapa banyak pelajaran mampu kamu ambil untuk jarak yang sama. 

img_2909
Vietnam Utara, Maret 2018


Pengalaman jatuh bangun yang membuatmu menjadi kamu.

 

Apa yang lebih buruk dari tersesat? Tak pernah berjalan karena gamang menentukan tujuan. Sobat inggat, kaki-kaki waktu tak pernah berhenti.

 

 

Dago 485, 2018-07-27

ivy


One response to “Road Trip”

  1. Pradita Rahman Avatar

    Sangat menginspirasi. Izin share ya Mbak…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *