Di tiap-tiap pergi dan pulangku ada potonganmu.
Residu kamu yang harus kucicil pelan-pelan,
di tiap mangkok bubur di depan stasiun Bandung,
di tiap gigitan roti O dan kopi di bandara Bandung.
*
Di tiap perjalan kembali melalui gerbang dan pintu-pintu.
Residu kamu yang harus kuluruhkan pelan-pelan,
di larut malam jalanan kebun kawung Bandung,
di gelas-gelas susu panas jalan DU Bandung.
**
Aku lelah melawannya,
maka kubiarkan saja, ia
di sana.
Aku yakin seperti segala hal di dunia,
lama-lama kamupun akan pudar dan termakan usia.
***
seperti pagi ini, aku dengar ia berujar.
“Tak usah pakai telor.”
Iya, karena kamu tak lagi special.
hanya kenangan pada spacial
.
.
Lodaya, 2019-11-28
Ivy
Leave a Reply