Seorang teman yang terlahir sebagai manusia pemerhati skala mendetil, pernah berkata pada saya bahwa “Tiap hal remeh temeh yang dilakukan manusia itu menjelaskan sesuatu. Kayaknya aja kecil tapi bisa menggambarkan banyak hal.”
Tentu saya setuju.
Meski ketika itu, jujur saya dongkol karena omongan tersebut dilontarkan dengan tujuan memojokkan saya yang mengudap kacang rebus miliknya yang sebelumnya ditawari namun saya tolak.
Iya, diskusi ini terpatik dari kacang rebus berharga sepuluh ribu rupiah di tengah malam.
Saya manyun, dia tersenyum sungging. Dengan muka senang tak sedikitpun dia berhenti mengunyah kacangnya yang tentu saja tak lagi mau saya sentuh.
1-0 mungkin begitu yang ada di kepalanya.
Ketika paginya hal yang bernada sama digunakan untuk kembali memojokkan saya untuk hal sederhana lain, saya merasa ada satu hal penting yang lewat dari hipotesa ini. Hipotesa yang sejujurnya juga saya yakini, tapi terasa diletakkan pada tempat yang kurang pas.
Terlalu kaku dan tebal.
Beberapa hari setelahnya, peristiwa kecil lainnya membuat saya kembali memikirkan hal ini.
“Ada hal-hal tak terlihat yang melatar belakangi segala tindakan kita.”
Kondisi-kondisi tertentu yang tak jarang membuat kita tak konsisten bukan karena ingin tapi justru dengan pertimbangan sadar untuk suatu hal yang dianggap lebih penting.
Ketika sebuah pintu yang dipasang dengan kunci terbalik tak berhasil dibuka di pagi buta tak serta merta membuatmu pantas mendapat predikat kurang akal atau konvensional. Ada kondisi pagi buta di sana, ada situasi di mana itu bukan rumahmu. Ada perasaan bernama lancang yang menghantui ketika kamu tau persis si empunya rumah tak suka terbangun di pagi buta. Sungkan membuat kegaduhan. Tak ada urgensi di kondisi di atas.
Rasa-rasa ini yang alpa dari analisamu, hai tuan perfeksionis!
Perbuatan manusia memang selalu ingin coba dijelaskan dengan segala ilmu pengetahuan. Tapi, sering ada hal-hal kecil yang luput dari persamaan kaku itu. Variabel tak tentu yang kadang muncul untuk menggenapi. Bilangan tak konstan yang butuh dimunculkan justru untuk membuatnya solid.
Pernah mendengar persamaan parabola yang berlaku beda sesuai dengan zona?
Saranku, tahan dulu penilaian, lenturkan pandangan
dan hati
🙂
Tama, Bandung 2018-9-24
Ivy
PS: Terima kasih untuk selalu jadi host yang efisien dan baik meski sering menyebalkan. 😛
Leave a Reply