Sepagi ini menemukan sebuah pertanyaan mengelitik di salah satu sosial media seorang teman.
“Apa yang membedakan egois, mengalah dan memenuhi diri sendiri?”
Permenungan ini muncul dari diskusi Dea dengan teman lain. Tentang bagaimana seharusnya bersikap dalam sebuah hubungan entah persahabatan ataupun percintaan.
Di mana batasan untuk mengalah, paham konteks untuk memenuhi kebutuhan diri dan berubah menjadi egois?
Ketiga hal ini sering sulit dibedakan karena outputnya bisa saja sama, tapi yang lebih penting adalah motif dibaliknya. Sundea menganalogikannya dengan memakan sepiring makanan bersama-sama.
Bagi yang memilih mengalah, sebenarnya ada rasa lapar yang coba dibohongi di sana. Hal yang lama kelamaan akan membuatmu jadi semaput sendiri karena tak mendapat pasokan yang sebenarnya dibutuhkan.
Bagi yang memilih egois, mereka tak peduli dengan rasa lapar dari orang-orang lain sehingga menghabiskan porsi yang ada hanya untuk mereka.
Bagi yang hanya berusaha memenuhkan diri sendiri, mereka belajar untuk berpuasa. Memilah dan mencoba menggali makanan sebanyak apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Asupan seperti apa yang paling cocok? Gizi apa yang tidak boleh mereka lewatkan. Sehingga mereka tau persis apa yang tubuh dan jiwa mereka butuhkan. Tidak ada diskon mengalah untuk sesuatu yang dibutuhkan dan tidak mengambil secara berlebihan untuk sesutu yang tidak dibutuhkan. Proses ini tentu melalui trial and error yang panjang. Bukan sebuah fasa instan yang terbentuk dalam 1 atau 2 tahun.
Dari permenungan di atas saya punya tambahan pemikiran. Setelah kita masing-masing paham porsi yang harus diambil, ada beberapa hal penting lain yang butuh untuk dipahami juga.
Analogi sederhana yang saya gunakan, baterai. Orang-orang yang kamu pilih untuk berbagi piring denganmu biasanya harus berasal dari jenis baterai yang sama. Merek boleh berbeda tapi jenis harus sama.
Hal kunci selanjutnya adalah cara memasang baterai-baterai ini. Jika baterai dipasang dengan cara yang benar, maka baterai ini akan bekerja sama dan membantu satu dengan yang lainnya. Hubungan baru yang terbentuk mendatangkan energi tambahan untuk bekerja.
Lalu, bayangkan jika baterai ini dipasang dengan arah berkebalikan? Baterai ini akan saling mengosongkan. Membuat panas satu sama lain, melendung dan tak menutup kemungkinan akan meledak.
Maka selain paham dengan apa yang kamu butuhkan, pastikan juga memiliki baterai-baterai tambahan yang mampu membuatmu lebih kuat bukan membuatmu lebih panas dan kosong.
Ada kalanya merelakan baterai-baterai sejenis yang berbeda kutub itu untuk pergi adalah pilihan terbaik. Belajar untuk mencukupi kebutuhan tersebut dari dalam diri.
Jakarta, 2018-09-20
ivy
Note: Tulisan lengkap Dea dapat dibaca di sini.
memiliki batasan yang tipis
Leave a Reply