Peringatan setahunmu kali ini saya lepaskan dengan mereka kembali adegan yang terjadi tahun lalu di tanggal dan jam yang kurang lebih sama. Memakan nasi kuning yang sama dari penjual yang sama.
“Enak…” rasanya tak lagi seasin ketika itu. Bersama tiap suapan nasi kuning yang saya makan pagi ini, masih ada rasa haru dan doa. Di tiap kunyahan, saya belajar melepaskan segala beban yang tak perlu lagi dipikul. Saya merelakanmu, ma.
Kemarin malam, semesta seperti bersekutu untuk membantu saya melewati hari ini dengan baik-baik saja. Potongan terakhir dari buku “Jalan Panjang untuk Pulang” milik Agustinus Wibowo seperti tamparan dan pelukan yang mengingatkan lagi tentang pengalaman magis yang juga saya alami ketika Vippasana di tahun 2019 silam.
Ada lega yang teramat menyadari betapa manusianya diri. Bahwa nanti, di waktu yang tak seorangpun tau, sayapun akan pamit dari dunia ini. Pamit yang tak seorangpun mampu untuk menahannya.
Perayaan 1 tahunmu ini, ma, akan saya jadikan sebagai pengingat, bahwa rumahmu ada di dalam sini. Sintesis yang saya temukan dari Vipassana dua tahun silam.
Saya akan mengangkat sauh dan kembali menapaki perjalanan panjang menuju pulang. Semoga ketika kelak maut menjemput, saya sudah cukup dekat dari rumah, atau setidaknya sudah menuju padanya.
.
Bandung, 2021-03-14
Ivy
Leave a Reply