Mungkin selayaknya pakaian, segala pikiran yang berkelana di kepala butuh lemari agar lebih mudah untuk dikenali..
Blueismycolour, 2021
Beberapa hari ini beberapa wacana yang tiba-tiba menjadi nyata, menambahkan beban pekerjaan yang bertubi-tubi di waktu yang serta merta. Setelah terpayah-payah, akhirnya saya paham sesuatu bahwa layaknya pakaian, pikiran-pikiran ini butuh dibuatkan tempat untuk dapat diletakkan dan disadari dengan lebih baik.
Hal terpenting dari lemari adalah memberinya ruang sekaligus menerawang dan menimbang-nimbang kembali segala pemikiran tersebut. Apa benar iya masih dapat dan muat kamu kenakan? Mungkin ada baiknya dibuang atau disimpan di sudut terdalam untuk kalau-kalau. Lemari sekaligus memberi dimensi, seberapa banyak ‘pemikiran’ yang ingin kamu bawa serta?
Layaknya pakaian, berbagai pemikiran kita ini punya porsinya masing-masing. Inilah mengapa proses menyusunnya ke dalam lemari menjadi penting untuk dilakukan berkala. Agar ‘lemari’ atau kepalamu tetap lega dan memudahkannya dalam pencarian.
Proses mensortir ini juga sekaligus membuatmu duduk dan mengenali setiap pemikiranmu, memberinya kategori sebagai ‘pemikiran’ yang terlalu berat untuk digunakan ketika tidur, ‘pemikiran’ yang penting untuk digunakan ke manapun kamu pergi layaknya pakaian dalam.

Kalau kamu, seperti apa isi lemarimu?
Leave a Reply