Dulu, lebih dari 5 tahun silam saya pernah bermimpi untuk memiliki sebuah rumah dengan halaman luas yang kelak bisa dialih fungsi menjadi penginapan. Bukan mimpi saya seutuhnya tapi mimpi saya dan mantan pasangan dulu. Mimpi itu terasa begitu dekat dan manis, hingga saya percaya adalah mungkin untuk diwujudkan. Berselang beberapa tahun hubungan kami kandas, tapi mimpi itu masih mengisi sudut lipatan saya.
“Nanti kalau sudah tua, kita duduk saja menanti di rumah. Menanti cerita dari penjuru dunia untuk datang menghampiri kita.” begitu kira-kira yang kami percaya ketika itu dan saya percaya hingga saat ini.
Bertandang ke Makale dan membantu seorang teman yang mempunyai rumah kosong yang dialih fungsi menjadi penginapan membuat saya kembali tersadar dengan mimpi lama ini. Mimpi itu masih sama, masih sebulat dulu tak kurang sedikitpun. Mungkin ini pertanda bahwa saya harus bekerja lebih giat untuk dapat mewujudkannya. Sepetak tanah kecil di lereng gunung. Pondoknya tak perlu besar, tanahnya yang butuh lebar. Biar jauh dari jalan besar, dan biar hanya orang-orang terpilih yang rela datang ke sana.
Semoga ada jalan untuk mimpi tersebut. Amien.

Makale, 2018-12-26
ivy
PS: Daerah pango-pango mungkin bisa menjadi salah satu tempat yang dipertimbangkan.
Leave a Reply