Ketika salah satu teman menceritakan tentang rumah kosongnya di kampung halaman Toraja yang akan dirubah menjadi air bnb, saya sudah begitu tertarik. “Silahkan datang dan main di sana!” ucapnya ketika itu. Seingat saya itu di sekitar bulan April atau Mei.
Lalu ketika di akhir tahun terbersit pertanyaan, “Mau natalan di mana ya?” Tiba-tiba saja Toraja menjadi pilihan. Merayakan ulang tahun, natal dan tahun baru di kota kecil pelosok Indonesia.
“Sendiri?” tak terhitung pertanyaan ini muncul dari berbagai orang. Lalu akan dilanjutkan dengan pertanyaan, “ngapain?” Pertanyaan yang sebenarnya cukup sulit untuk saya jawab.
Saya hanya ingin berkencan dengan diri di hari-hari penting itu, dan rupa-rupanya semesta memberi saya jalan. Toraja adalah salah satu destinasi yang ada di list saya. Maka, mengapa tidak?
Tahun lalu saya menjalani natal bersama keluarga kecil om di Bekasi. Tak luar biasa namun hangat dan mengenyangkan. Bukan hanya perut tapi hati. Tahun ini, ketika akhirnya saya melewati ulang tahun dan natal di kota Makale yang terbilang sepi dan bukan menjadi tujuan wisata ini jadi pengalaman menarik tersendiri.
Natal di kota asing tanpa teman cukup membuat saya mengakui, bayangan dan harapan tak selalu sesuai kenyataan.
Beberapa pemahaman muncul di kepala, bahwa ternyata kita bukan memilih tempat tapi memilih orang. Kita memilih dengan siapa kita ingin melewati waktu dan momen berharga itu. Memilih menghabiskannya dengan diri sendiri termasuk pilihan.
Saya punya satu mimpi baru sekarang, menghabiskan natal tahun depan bersama keluarga di kampung halaman. Mungkin terdengar klise, tapi manusia seringnya butuh jarak untuk memahami dan mengamati.
Selamat natal bagi yang merayakan, selamat berlibur bagi yang lainnya!
Makale, 20181-12-25
ivy
Leave a Reply