Dear myself,
Maaf, karena sering meletakkan beban yang tak seharusnya padamu. Maaf merasa bersalah untuk bahkan mengambil jedah di tengah sejumlah pekerjaan yang harus dikerjakan.
Maaf, karena kerusuhan pekerjaan sering mengeser waktu makan. Tentu tak berbeda dengan waktu tidur yang menjadi tak teratur dan tentu saja kurang.
Di sisi lain, saya paham sekali ‘rasa bersalah untuk berjedah’ ini tidak pada tempatnya dan tak seharusnya diberi ruang. Tubuh tempat kita tumbuh ini punya hak-hak yang tak seharusnya saya langgar serta merta hanya karena tekanan pekerjaan. Saya dengan semena-mena mengkorupsi waktu tubuh untuk beristirahat.
Ingatkan saya jika kegilaan ini kembali terjadi, bahwa
“Tubuh adalah aset berharga yang harusnya saya jaga baik-baik, karena sampai saat ini belum ada toko pergantian onderdil tubuh” #Dearmyself
Tulisan ini ditulis sebagai tamparan untuk menyadarkan diri yang masih dibebani rasa bersalah dengan himpitan pekerjaan. *curcol freelancer yang tak punya jedah
Tertanda,
Si koruptor waktu yang ingin insaf
Bandung, 2019-3-7
Ivy
*biru yang kelelahan tapi gelisah
Leave a Reply