Kapsul Waktu

“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari”

Pramoediya Ananta Toer

Petikan quote terkenal dari Eyang Pram ini menggambarkan dengan utuh perasaan saya ketika menemukan catatan-catatan lama saya puluhan dan belasan tahun silam. Berterima kasih pada diri, Lia belia yang sedari dulu selalu mendokumentasikan tulisan entah itu ide, puisi, diary, omelan, atau harapan dan doa.

Salah satunya baru saja saya temukan baru-baru ini. Tulisan yang dulu saya lipat kecil-kecil dan masukkan ke dalam kotak SFGTD (Something For God To Do). Kotak yang mengajarkan saya konsep berpasrah dan berserah secara utuh. Begini petikan doanya:

‘Semoga tesisnya lancar dan sukses. Selesai dengan sempurna. Dimudahkan dalam segala hal. Tidak mengecewakan siapapun. Amien.”

Saya termenung cukup lama ketika menemukan harapan personal yang saya tuliskan 12 tahun silam ini. Tanpa bisa menahan diri saya bergumam, “Oh my youngerself…”

Saya mau bilang begini pada Natalia yang berumur 25 tahun itu.

“Tidak mengecewakan siapapun..” adalah tugas yang terlalu berat untuk dipikul dan mustahil untuk dilakukan sayang. Dalam prosesnya, ketika kita sibuk menjadi tameng dan bamper benturan untuk orang lain, setidaknya ada satu orang yang akan kamu kecewakan, yaitu dirimu.

Bukankah Tuhan yang dipercaya begitu Mulia dan Perkasa masih sering dianggap mengecewakan oleh umatNya?Percayalah sayang sekeras apapun kamu berusaha, akan selalu ada orang yang kecewa. Pastikan jika di akhir kamu memilih membayar kebahagiaan orang lain dengan kekecewaanmu, kamu melakukannya dengan penuh kesadaran.

Oh ya sayang, sempurna itu bukan tujuan. Pertanyaannya sempurna menurut siapa? Sempurna itu adalah menerima dengan mata dan hati terbuka apa-apa yang memang mampu dikerjakan dan apa-apa yang ada di luar kesanggupan. Ketaksempurnaan yang membuat kita jadi sempurna. Tak ada yang perlu ditakuti, semua hanya butuh dihadapi.

Jangan terlalu keras dengan dirimu ya!

“it’s just life, dear. No body going to leave from this world alive.”

Peluk erat,

Dirimu


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *