Guci Kenangan


Pap, mereka percaya kamu ada di dalam guci yang tersimpan di dalam kotak di salah satu pojok rumah abu ini. Tentu saja ingin kubantah hal itu, karena aku percaya saat ini kamu melayang bebas dan sesekali melongok dari atas sana.  Sekalikali, mendelikku kalau-kalau nakal.     
“Guci berharga” dengan motif naga dan burung hong yang mereka anggap rumahmu kini punya banyak tetangga loh. Lemari  kiri, kanan dan lantai atasnya sudah terisi penuh. Ya, setidaknya kalau benar kamu di sana, tentu tak akan kesepian ya! Semoga betah di sana dan punya teman ngobrol yang seru. 
Pap, motor bututmu masih sehat walau sering batuk. Oh, tentu saja tetap kupakai dan tak akan mau kujual. Berkeliling Padang dengannya semacam terapi untuk mengingatmu. Walau sesekali juga mendatangkan haru ketika teringat tak ada lagi dirimu yang begitu cakap dan setia menggunakannya. 
Intinya pap, anakmu ini rindu. Kalaupun akhirnya anak perempuanmu yang jarang pulang kampung ini singgah ke rumah abu itu bukan untuk mengunjungimu tapi untuk mengunjungi kenanganmu yang tersimpan rapi di sana. Karena seperti kukatakan sebelumnya, aku yakin kamu di atas sana membantu menjaga kami. 
Nah kalau sesekali aku nakal, itu hanya bentuk rindu agar siapa tau bersua denganmu di mimpi. 
Doakan saja kami di sini ya 🙂 

Padang, 2018-3-3

Ivy


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *