(Best) camera

Hari ini saya berencana untuk mencumbu senja *lagi. Terik dan birunya langit siang membuat saya yang memang sedang tak punya kegiatan berarti kembali terfokuskan pada surya.

Sore tadi berbekal roti dan minuman dingin, saya dan teman dengan rasa menggebu keluar dari rumah. Perjuangan kali ini lebih niat, bayangkan kami membawa bekal GPS, bahkan siap dengan sepatu. Persiapan sempurna kecuali kamera saya yang sedang dicas. Sungguh ironi.

Hal paling menggenaskan dari semua, saya sadar meninggalkan kamera saat berhadapan dengan kemolekan surya. Kesal. Seperti sudah menempuh perjalanan panjang untuk mengantarkan bingkisan dan sadar bingkisan itu tertinggal saat kamu sampai di tujuan. Saya mengumpat dan berteriak saking kesalnya.

Senja sore ini sempurna hanya saya yang tak punya alat yang memadai untuk mengabadikannya. Dengan berat hati saya mengambil beberapa gambar dengan kamera hp saya yang hanya 8MP.

“The best camera is your eyes and brain. The second best one is the one you have with you” ini respon yang membuat saya tertampar waktu menceritakan kebodohan saya meninggalkan kamera. Sungguh ajaran beharga untuk menikmati apa yang ada dan berhenti berandai-andai.

Hei jika lain kali saya lupa dengan pelajaran tersebut, tolong tampar saya lagi 😉

Ini kenang-kenangan dari kamera hp saya yang sudah barang tentu sedikit saya proses agar lebih menyerupai asli, akh yang indah akan tetap indah memang

Tawau, 2013-11-30
Ivy
*biru tertampar telak



by

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *