Setelah perjalanan lebih dari 12 jam, pukul 05.00 pagi tadi kami sampai di salah satu kota Herritage Vietnam, Hoi An.  Para ojek motor segera berdatangan begitu bus kami berhenti di depan kantor The Shin Tourist yang masih tutup. Sebagian mencoba peruntungan dan semoga mereka tidak ditipu dengan harga.

Saya sendiri memilih untuk mencari tempat untuk duduk ngopi atau ngeteh sembari menuggu kota tua ini bergeliat. Tak di sangka, kota yang disebut juga dengan Yellow City ini menyambut kami dengan sangat baik subuh tadi.Tak berapa jauh dari bus kami berhenti terdapat sebuah warung kecil bertuliskan Vy cafe. Bersama saya dan teman, seorang teman baru bergabung untuk ‘ngaso’ menunggu Hoi An membuka mata.

Segelas kopi dan seteko teh hangat ditambah obrolan santai menjadikan pagi tadi kenangan manis. Kami berpisah setelah makan pho alias mie beras dengan daging sapi yang buka persis di seberang kafe yang kami jadikan tempat menunggu.

Satu dari banyak hal yang kami obrolkan dengan teman baru India kami yang bernama Gandhi yang satu bus dengan kami adalah tentang pelajaran yang diperoleh dari keselahan dalam merencanakan perjalanan. “Well.. we learn from mistake…” begitu ucapnya sembari menyeruput kopi. Mau tak mau kami setuju.

Malam ini setelah berkeliling kota tua Hoi An yang terasa terlalu ramai buat saya, pelajaran sama datang dalam sebuah pengalaman tertipu kecil. Bukan sekali tapi dua kali di waktu yang tak berbeda jauh. Membeli mochi yang didaulat mango cake dengan harga 10.000 dong/biji. Membayar nasi ayam Vietnam dengan harga yang lebih mahal dibanding lokal, namun menu yang lebih sedikit. KESAL.

Kekesalan ini tentu bukan sekedar menyoal tentang uang yang tertipu tapi lebih ke perasaan dibodohi. Di saat yang sama, ucapan Gandhi tadi terlintas

Lesson #8

Ya, beberapa pelajaran hanya dimengerti dari kesalahan.

Tulisan ini dituliskan dalam rangka melepaskan kesal sekaligus memperingatkan. Dalam perjalanan ke tempat-tempat yang sangat turistik seperti night market Hoi An, scam kecil atau besar sepertinya jadi hal lumrah. Kejadian semacam ini tentu bukan kasus pertama dan bukan yang terakhir, tapi kasus harian yang terjadi lagi dan lagi pada orang yang berbeda.

Pertanyaan bonus :

Hey, bukankah kita satu dari sekian persen orang yang bertanggung jawab atas perubahan perilaku para penduduk di tempat yang kita datangi?

Hoi An, 2018-03-12

ivy