Membuka tirai jendela kamar pagi ini, saya mendapati sapi dan kerbau yang sedang digiring turun dari truk. Hari minggu pagi adalah hari pasar bagi suku Hmong yang merupakan etnis lokal dari North Vietnam. Hal inilah yang memeriahkan Dong Van di hari Minggu.

Pakaian mereka yang khas dengan warna-warna terang terlihat memeriahkan pagi. Sebagian memegang anak, yang lain menarik anjing, ada juga yang datang dengan babi. Tujuannya tentu berbelanja sekalian berjualan. Pemandangan seru memulai pagi. Pasar minggu ini, salah satu dari banyak alasan turis untuk tinggal di kota kecil yang dikelilingi pegunungan karts. Begitu juga saya, maka tanpa menunggu lama, saya segera ikut serta dalam kerian pagi.

Melihat-lihat kerian pasar, mengisi perut, memandang-mandang para gadis yang berdandan cantik demi ke pasar, berputar-putar hingga puas dan lelah mengambil foto saya kembali ke hotel. Satu yang kurang, tak seorangpun dapat diajak berbicara dalam bahasa inggris, maka saya hanya menerka-nerka.

Hari ini, rencana kami sangat santai. Hanya ingin mengunjungi kota kecil paling utara Vietnam yang berbatasan langsung dengan China. Lung Cu yang dikenal juga dengan sebutan The North Pole. Kota ini terletak sekitar 24 km dari Dong Van, maka perjalanan pulang pergi harusnya tak sulit.

Perjalanan dimulai setelah makan siang, ditemani bunyi guntur di siang hari yang sempat membuat ragu. Pemandangan yang ditawarkan dan matahari yang masih terang membuat kami memberanikan diri untuk berjalan. Berjalan semakin jauh, kemegahan jajaran kart membuat semakin terpana. Masalah muncul setelah sekitar setengah perjalanan. Terdapat beberapa spot perbaikan yang membuat jalanan menanjak dan curam menjadi semakin sulit.

Bensin yang tadinya masih cukup penuh, dengan segera berubah menjadi setengah. Signal GPS google map tiba-tiba tak lagi dapat mendeteksi tempat kami berada. Menjadi sedikit panik di antara keindahan pemandangan, dan berdebunya jalan. Berhenti di batas yang rasa-rasanya adalah batas terpinggir Vietnam dan China, menimbang kembali menyoal jalan, ban motor yang mulai kempes, GPS yang masih ngaco dan bensin yang tersisa setengah. Sebuah motor turis lain yang lewat membuat kami yakin, lokasi ini benar, dan jalan di depan 8km selanjutnya adalah Lung Cu.

Dengan segala keragu-raguan yang ada, akhirnya saya memberanikan diri untuk melanjutkan perjalanan. Lagi-lagi keindahan pemandangan membuang ragu yang ada dan membuat saya mengambil resiko yang ada. Voila, begitu sampai di kota kecil Lung Cu, pom bensin warga menyambut saya. Meski harganya jauh lebih mahal, tapi tentu hal ini melegakan. Ketika bertanya di mana pompa ban tentu dengan gaya menekan ban, warga juga dengan bahasa tubuh menunjukkan tempatnya. Semua kecemasan saya terselesaikan. Meski tugu North pole masih dalam perbaikan, tapi pemandangan yang saya lihat dalam perjalanan cukup jadi obat penawar hati.

Lesson #14

Kapanpun dan di manapun, ingat selalu ada risiko yang harus diikutkn dalam pertimbangan.

Dong Van, 2018-03-18

ivy