Menyelam dalam Kebebasan

Tulisan lama yang teringat untuk dibagi. Sebuah pertanyaan di #intuitivewriting projek membuat saya ingat lagi dengan tulisan ini. Begini pertanyaannya..

“The large body of water remain you of..”

My answer: ” freedom and fear..”

DSCN6413.JPG
Derawan, June 2014

ini cerita lengkap dari mana pemahaman ini datang.

Tulisan di bawah ditulis di Ubud pada  2015-4-19 , saya rapikan dan pangkas di tempat yang saya rasa tepat dibaca.

Seminggu terakhir hidup sedikit berbeda. Memelan dan tak ingin berlari, agak gamang. Selayaknya sepeda yang dikayuh lebih pelan, menyesuaikan keseimbangan menjadi problematika baru selain arah tujuan.

Punya seluruh waktu di hidupmu yang sempat terampas oleh pekerjaan atau apapun seringkali meninggalkanmu gagu. Mau ke mana hari ini? Mau ngapain?

Masalah utama, saya belum terbiasa dengan kebebasan.

Salah satu pengalaman menarik dalam seminggu yang lambat ini adalah, menyatu dengan kedalaman, berpelukan dengan kebebasan, mencumbui laut biru.

Pengalam pertama mengambil sertifikat OW(OPEN WATER) dan menyelam di lautan bebas, saya gamang dan bimbang. Analoginya, kamu terbiasa berenang di kolam nyaman, lalu entah bagaimana caranya punya kesempatan untuk berenang di tengah lautan bebas.

Perasaan petama dilingkupi biru yang begitu menggoda, sungguh luar biasa. Tapi detik selanjutnya saya merasa biru yang menggoda ini juga mampu menelan saya hidup-hidup. Lenyap.

Belajar menyelam ini, sama halnya dengan belajar tentang kebebasan sekaligus keterbatasan ~blueismycolour

Kamu dipertemukan dengan kebebasan, namun ada hal-hal yang harus terus dipantau. Ingat, jangan lupa untuk memastikan batasan-batasanmu. Sekali kamu menyatu dengan kedalaman, butuh waktu untuk kembali naik. Tubuhmu butuh penyesuaian. Turunlah perlahan dan naiklah bertahap. Hukum mutlak yang harus dipatuhi jika tak ingin mencederai diri.

Berapa banyak nafas yang kamu punya di tabungmu? hukum lain untuk selalu mawas diri. Kamu orang yang bertanggung jawab untuk dirimu di lautan kebebasan ini. Porsi nafas masing-masing orang berbeda. Berenang lebih dalam? Kembali ke permukaan? Jangan terlena kebebasan dan lupa diri. Pelajaran lainnya.

Kemampuan masing-masing kita berpelukan dengan kebebasan pun berbeda-beda. Bagi sebagian orang yang berpengalaman, mereka hafal betul tiap lekuk tubuh dan tiap hela nafas dari kebebasan. Bagi pemula seperti saya, arus kebebasan tak jarang begitu menakutkan, terutama ketika tak mampu dilawan dan terus menyeretmu jauh.

Pengalaman menyelam juga mengajarimu untuk paham dan mengakui kemampuan diri. Tak ada kompetisi di sini, tapi keselamatan nyawa. Terpenting mengenalkan saya tentang arti kebebasan secara lebih menyeluruh. Kebebasan tanpa batas itu juga menakutkan. Kebebasan apapun itu biasanya datang sepaket dengan keterbatasan.

Merasa begitu nyaman dan menyelam di lautan biru kebebasan selain memberi rasa tenang dan nyaman juga punya banyak sisi lain. Tentang mawas diri, tentang paham dan sadar akan kemampuan diri. Ternyata diri lah yang jadi batas untuk semua kebebasan itu.

Pemahaman ini membuat excited sekaligus menakutkan.  Well, kebebasan selalu menggoda bukan? Mungkin saya hanya butuh jam terbang yang lebih untuk bisa menyelaminya lebih dalam, jika perlu.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *