“Pernah mendengar ada perbedaan antara menjadi tourist dan traveller?”
Sejauh saya merasa hal ini didramatisasi, pun ada sebagian diri yang setuju. Ada perbedaan antara menjadi pengunjung atau pendatang. Kunjungan tentu saja singkat dan biasanya padat, namun ketika kamu menjadi pendatang dan memutuskan untuk datang dan menetap beberapa saat, ada persepsi yang berbeda tentang tempat itu.
Tempat yang tadinya jadi tujuan singkat berubah menjadi persinggahan, rumah sementara. Hal yang tadinya tak pernah diambil pusing sekarang mendapat lebih banyak perhatian. Di mana mencari orang yang mengantarkan aqua galon? Di mana membeli buah paling segar dan murah? Di mana kafe paling pas untuk kerja?
Betapa luar biasa efek dari waktu singgah dengan hal apa yang kemudian kita cari dan butuhkan.
Dua malam ini, saya menjadi pendatang baru di Ubud. Ada yang berbeda karena saya tak tinggal di GH atu homestay kali ini. Ya, saya meminta seorang teman mencarikan sebuah kamar kos-kosan untuk disewa. Tinggal satu bulan berbeda dengan menjadi pengunjung satu minggu bukan?
Ubud yang selama ini jadi TTM yang tak pernah gagal memuaskan kejenuhan, saat ini berubah status menjadi pacar sementara. Ada hal-hal yang meluruh, tameng-tameng yang selama ini ada pelan-pelan mengelupas. Kamu memberanikan diri untuk melihatnya lebih lekat dan dekat.
Apa hal ini punya konsekuensi? Tentu. Segala hal punya konsekuensinya sendiri termasuk ketika memilih untuk tinggal. Memilih untuk memberi waktu bahkan untuk sesuatu yang selama ini kita labeli sebagai hafal di luar kepala. tau pasti tiap lekuknya. Apa benar?
Maka kemudian akan muncul pertanyaan lanjutan, apa kamu masih menyukainya dengan intensitas yang sama? Sebulan ini, saya menamainya masa penjajakan dengan Ubud. Tahapan yang sama ketika mencintai seseorang, ketika kamu memandangnya dari jauh dan mengunjunginya sesekali akan berbeda dengan punya kesempatan untuk berpetualang bersama dengannya. Resiko yang pantas untuk menaikkan statusnya dari seseorang yang selalu menarik untuk menjadi calon patner.
Tapi bukankah di akhir, tak peduli sejauh apa kita berjalan kita selalu merasa nyaman dengan sesuatu yang sudah kita kenal?
PS: Masa penjajakan saya baru saja dimulai, tapi jika kamu terus kembali ke suatu tempat lebih dari 3x, saya rasa kamu menyukainya bukan?
Ubud, 2019-04-10
ivy
Leave a Reply