Saat mengunjungi keluarga, salah satu hal paling lumrah yang kita lakukan tentunya berbincang. Sama halnya ketika kemarin malam saya numpang nginep di rumah salah satu keluarga di ibu kota. Obrolan akan dimulai dari hal-hal remeh temeh sehari-hari hingga curhat tentang sang keponakan.
Kakak sepupu saya sampai di ucapan, “iya nih bandel banget. Batu. Dibilangin ga pernah mau berubah…” Sang keponakan hanya diam saja sambil matanya tak lepas dari layar kaca poselnya. Omelan lama yang selalu berulang ketika saya tiba di sini. Hal itu lebih merupa luapan perasaan untuk didengar ketimbang ditanggapi. Maka saya hanya berkomentar seperlunya dan tersenyum sembari menepuk-nepuk pundak sang keponakan.
Sekelebat pemikiran baru kemudian terbersit ketika saya memegang layar ponsel di gelapnya kamar dalam posisi tidur. Saya tersenyum, kebiasan kecil nan buruk begini juga sering disuarakan ibu dulu. “Lia jangan membaca tidur, nanti matanya rusak..” Tak berbeda dari ponakan, saya tak pernah mengubrisnya terlalu lama. Menelungkup sesaat lalu kembali tertidur.
Saya melongok ke kasur ponakan yang kamar nya saya tumpangi. Tak berbeda, dia masih lekat dengan layarnya dan dalam gelap. Kali ini saya coba mengingatkannya, “Kei, telungkup aja. Kalau tiduran sambil baca matanya kerja lebih berat.” ucap saya mengingatkannya dan diri sendiri. Dia tersenyum sambil menjawab, “oh gitu.. okey aunty.”
Sesaat sebelum tidur saya manggut-manggut, mungkin kita tak akan berubah jika tak merasa punya cukup cinta untuk hal tersebut. Perasaan memiliki dan menghargai, entah itu kesehatan tubuh, kesehatan mata, kesehatan relasi dan lain sebagainya.
Maka seberapa sayang dirimu pada diri terlihat jelas dalam kebiasaan-kebiasaan kecil yang rela kamu usahakan.
Jakarta, 2018-3-29
Ivy
Leave a Reply