Hal-hal Penting

Window Seat, Bali – KL 2019

“Benda penting apa yang tidak boleh tertinggalkan jika melakukan perjalanan?” pertanyaan spontan ini meluncur begitu saja ketika melihat seorang teman yang tengah sibuk mempersiapkan perjalanannya mengarungi benua lainnya.

Malam itu kami berdisuksi singkat, selain benda-benda krusial seperti dompet, passport, hp dan laptop rasanya tak ada benda lain yang tak boleh ditinggalkan. Begitu kesimpulan kami.

Atau ada?

Diskusi yang terlalu larut atau bubur malam yang membuat perut nyaman dan mata mengantuk, kami tak melanjutkan menggali lebih jauh. Bak layangan yang tersangkut pada dahan, pertanyaan itu dibiarkan menggantung begitu saja.

Beberapa hari berselang, pertanyaan itu masih berputar-putar di kepala. Pertanyaan ini kemudian membuka potongan memori masa kecil.

Dulu ketika umur belum genap 15 tahun, ada satu benda yang tak boleh tertinggal setiap saya berperjalanan. Boneka lusuh yang saya namai Cha-cha. Beruang kecil yang warnanya tak lagi mampu didefinisikan dalam palet warna ini sering disebut sebagai veteran perang oleh teman-teman kosan saya.

Bentuknya tak lagi menarik, karena terlalu sering saya gigiti karena gemas. Tapi ada sesuatu yang membuatnya sangat penting bagi saya. Cha-cha adalah boneka pertama yang saya pilih sendiri. Untuk alasan ini, meski punya segudang boneka bagus lain di lemari, hanya cha-cha yang selalu menemani saya tidur. Hanya Cha-cha yang saya bawa serta ke mana pergi.

Lalu apa hubungannya kenangan masa lalu ini dengan hal-hal penting yang harus dibawa serta selama perjalanan? Tak banyak. Bagi saya Cha-cha adalah perwujudan nyata bahwa saya punya hak untuk memilih dan menjalani yang saya mau, lepas dari segala doktrin dunia.

Lima belas tahun kemudian, Cha-cha tak lagi menjadi benda wajib yang harus saya bawa serta ke mana saya melangkah. Saya tak lagi butuh diingatkan bahwa saya bisa dan boleh memilih.

Cha-cha kini hanya jadi pralambang teman setia yang telah menemani saya lebih dari 20 tahun. Menjadi penjaga setia kamar yang akan menyambut saya setiap pulang. Menjadi memento bahwa tak peduli seberapa jauh saya berjalan, rumah adalah keputusan-keputusan pribadimu.

Jadi adakah benda yang tak boleh tertinggal dalam perjalanan-perjalananmu?

Kalau saya: tak ada, hanya butuh membawa diri seutuhnya.

Bandung, 2019-5-12

ivy


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *