“Cariin gue pacar, dong!”
Pasti cukup banyak teman yang secara serius atau bercanda melontarkan kata-kata begini. Sebut saja karena ‘terlalu lama sendiri’ seperti lagunya Tulus, atau mulai resah ketika usia memasuki kepala tiga. Sedikit yang mereka tahu, menyoal pasangan bukan soal mencari orang yang tepat; tapi menjadi orang yang tepat.
Mencintai seseorang hanya dapat dilakukan ketika kita mampu mencintai diri kita seutuhnya. Analogi tentang cinta memang beragam, tapi saya selalu suka dengan analogi mengolah santapan. Menggodok sendiri bumbu-bumbu pribadi dapur hati, mengulek, mengadon, ataupun menyangrainya menjadi masakan butuh proses dan ketelatenan.
Sebagai koki, tentu kita yang pertama-tama berkewajiban untuk jatuh cinta dengan santapan yang kita buat, bukan? Bagaimana mungkin kita mampu menawarkan sesuatu yang bahkan tak kita inginkan?
Alih-alih mencari koki yang tepat untuk dapur hati, saya memilih menjadi koki andal untuk dapur hati saya terlebih dahulu. Saya sadar betul betapa banyak bumbu alami yang sudah ada di dalamnya. Saya ingin belajar mengolahnya dahulu menjadi santapan lezat, memastikan rasanya memang lezat–atau setidaknya sehat dan layak dinikmati, sebelum mengundang koki ‘tamu’ atau menawarkan orang lain mencicipi masakan saya.
Ketika saya bisa mengolah dapur hati dan menyiapkan santapan lezat sendiri, saya tak perlu risau untuk terus berusaha mencari koki mana yang paling ‘tepat’ untuk dapur saya. Saya selalu bisa menjadi koki yang tepat untuk dapur saya sendiri!
Bukankah santapan dengan aroma sedap memang selalu mengundang orang-orang untuk menjengukkan kepala di depan pintu atau menghirup aromanya dalam-dalam?
Ketika kamu nyaman menjadi koki andal untuk dapur hatimu, percayalah, akan banyak orang lain yang tertarik untuk bertandang dan menanyai resep atau bumbu rahasiamu. Dalam prosesnya, akan ada satu atau dua yang magang di sana, dan kemudian menetap untuk kelak membuat restoran dengan racikan bumbu rahasia kalian berdua.
Pada Hari Kasih Sayang ini, mari pertama-tama belajar membuat santapan lezat untuk memenuhi dapur hatimu, lalu bagikan kelezatannya pada orang-orang tersayang di sekitarmu. Kemampuan tentu datang dari banyak percobaan, dengan bumbu kegagalan. Maka sering-seringlah memasak, akrabi bumbu-bumbu alami yang sudah disediakan Semesta lewat dapurmu: minimal untuk membuat perut dan hatimu tetap hangat!
Leave a Reply