Pagi itu Takengon berselimut kabut. Hujan bersiaga dari malam tadi dan tak menunjukan tanda-tanda kelelahan. Ini pagi pertama saya di Takengon, maka saya memaksa diri keluar dari tempat tidur. Mencuci muka dan menggosok gigi, turun sarapan di restoran hotel lalu menyambar jaket dan menikmati pagi dalam gerimis. Rencananya? Tak ada rencana, hanya berjalan ke mana kaki melangkah. Menyusuri lekuk Takengon dengan tapak kaki, merasakan dunia dalam kabut.
Berjalan sekitar 30 menit, hujan kembali menguyur dengan lebih lebatnya. Jaket parasut tipis saya mulai tak mampu menahan tumpahan air surga, saya menepi mencari perlindungan. Sembari menunggu hujan reda, pemandangan ini membuat saya tertawa lepas. 3 ekor bebek berjalan dalam antrian untuk merasakan hujan. Dengan kwek kwek kwek sungguh bahagia. Oh ini hanya rombongan pertama, tak lama setelahnya ada rombongan lain yang tetap berjalan dalam antrian. Jadi, mungkin ini penyebab bebek jadi icon untuk mengantri?
Mungkin slogannya boleh kita rubah begini: ” Bebek aja ngantri, manusia apalagi, kecuali bukan.. ” eh.. Selamat pagi. Jangan lupa ngantri 🙂
Padang,2016-1-5
Ivy
*biru duta antri
Leave a Reply