Buku ini seperti kudapan kecil yang mengenyangkan. Lepas dari ceritanya yang begitu personal untuk saya saat ini, cerita sederhana yang begitu nyata dan menyentuh. Tentang pengorbanan, tentang harapan yang jarang mampu diucapkan, tentang kekuatan yang ingin dibagikan, tentang dunia yang tiba-tiba berubah, tentang mimpi yang terenggut paksa, tentang keluarga. 

Latar daerah Timur memberikan jiwa tersendiri dari tiap percakapan berbahasa lokal, membuat saya kembali merindukan wilayah Timur. Penyelipan kondisi budaya lokal yang masih jauh dari kata maju, memberi bekas mendalam tentang Flores. Pemilihan wilayah Soe yang masih jarang didengar oleh telinga awam, pastinya punya tujuan tersendiri. Dengan cerita sederhana berlatar Timur ini, penulis membuat pembaca terbang dan sedikit mengecap rasa daerah Timur. Menurut saya ini suatu langkah cerdik untuk mengenalkan keunikan budaya dan masyarakat Indonesia. Semoga novel ini bisa jadi salah satu alasan bertandang ke tanah Soe. Bravo! 

Ceritanya pas, alurnya pas, jumlah tokoh yang terlibat pas, Semuanya serba cukup dan pas makna. Kalaupun ada yang menurut saya sedikit kurang pas adalah bahasa lisan dan tulisan  yang kadang masih janggal di telinga, atau agak sedikit dibuat-buat. Terumta penggunaan bahasa betawi yang agak terdengar aneh ketika dibaca, terlalu gaul di telinga saya. Tapi ini hanya pendapat pribadi saya sebagai anak Sumatera yang lama tinggal di Jawa. 

Sekali lagi terima kasih untuk Mba Okke. Kudapan kecilnya menghangatkan hati dan menawarkan mimpi! 

Padang, 2016-1-10

Ivy

*biru berbagi cerita