Marga yang kurindu bukan ilusi

Saya sangat bahagia malam ini! Pasalnya kehangatan yang selama ini hilang dari marga, menemukan jalan pulangnya. Saya tak ingin tau untuk berapa lama kehangatan itu akan bertahan,  cukup berdoa itu akan bertahan lama. Sudah lama saya tak merasakan hawa hangat dan bersahabat di pojok luar marga itu. Sudah lama juga tak ada lagi alunan gitar menemani marga. Hanya ada ogie yang ditinggal sendiri tanpa tuan juga tanpa makanan.

Tiba di marga sekitar pukul 09.15 malam kemarin, suasana keakraban itu menyambut lembut. Lantunan gitar dari pojok sana telah mengalun dengan indahnya. Hangat! itu hal pertama yang saya rasakan ketika melihat pemandangan itu, walau cuaca di luar tak terlalu bersahabat. Ada sebuah kerinduan lama yang bergejolak ketika melihat suasana tersebut. Seperti melihat kekasih hati yang telah lama pergi kembali ke pangkuan.

Saya akui setahunan tidak menginjakkan kaki ke marga membuat saya sangat tidak “eksis” untuk mengenal wajah-wajah baru yang ada di sana. Maaf ,satu dan lain hal membuat saya malas menjajakan kaki di sana dalam tahun terakhir ini. Tapi untungnya suasana keakraban itu juga sangat cepat menjalar di marga. Memang tak ada basa basi perkenalan dengan anggota baru, cukup tau sama tau kalau ternyata kita sama. Sama-sama masih mencintai marga! Terdengar klise memang, namun saya harap itu benar-benar diimani.

Mungkin saya ingin mengingatkan lagi mengapa dulu saya terjatuh dan tak bisa pindah ke lain hati di marga.  Suasana ini! Kekeluargaan dan kehangatan yang menyelimuti kita malam ini, teman. Ini yang selalu membuat saya menempatkan marga di salah satu ruang hati dan pikiran saya sampai saat ini. Tak kan pernah terlupa walau terkikis waktu dan menua.

Sepertinya marga butuh penjaga. Orang yang selalu rela menghangatkan marga yang telah menjadi dingin
dan sepi! Orang yang membawa kembali percikan api dan gurauan-gurauan canda itu. Ntah.. saya yang
telah jadi sesepuh, sepertinya hanya bisa menyumbangkan pikiran. Selamat bejuang buat anak-anak baru
yang masih “eksis”. Marga tersenyum begitu lebar kemarin malam, begitu juga saya.

Ingat! Kita semua selalu berharap kehangatan itu akan tetap ada di marga. Suatu waktu ketika kami rindu akan hangatnya rumah, kami pasti berharap menemukannya di marga.

Sebelumnya thx buat bapak frans a.ka tuyul marga! Thx buat sate plus gerobaknya.. Thx juga buat Timot yang sudah membagi-bagikan dosanya di dalam makanan itu! Jangan bawa serta saya dalam urusan di meja sidangnya ya.. saya cuma makan 5 tusuk sate ayam dan 1 tusuk sate kambing koq! Sumpah..
Buat bebek tar kita curcol lagi yee!! Tunggu Ian ga nguping pembicaraan kita.. wkwkwkw..  Ian lebih cocok maen gitar ketimbang gosip, percaya dehh!

Sukses buat LKK minggu depan!
pro eclesia at patria!!  vivat baret hitam bol kuning.. ^^

lama jga saya tidak meneriakkan kata-kata tersebut!
Bandung,2009-07-12

ivy



Posted

in

by

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *