Untukmu yang Dikenang Tiap Senja (2)

Pa apa kabar? Dua tahun, ya 730 hari dan jumlah ini bertambah besar jika dikalikan dengan 24 jam. Tapi apa artinya, toh sekarang kami hanya bisa mengingatmu di hari ini setiap tahunnya.

Senja sore ini yang kukerat bersama ibu, Padang

Pa apa benar aroma udang petai favoritmu dapat sampai ke sana? Ke langit ke tujuh?

Oh ya, tetanggamu kian banyak pa. Apa sekarang jadi lebih hidup di sana?

“Lia, jual aja la motor papa ni..” ucap mama beberapa bulan lalu. Tentu saja ide itu kutolak. Terlalu banyak kenangan berharga di motor tua itu.

Ngomong-ngomong, motor jelek itu masih sehat loh. Ya, tentu saja bukan anak lelakimu yang mengerjakannya. Tapi setidaknya motor itu akan tetap berkeliling Padang dua tahun sekali selagi aku di rumah.

Pa, harus aku akui, kami mulai terbiasa. Ya miris, tapi ini adanya. Tapi tenang saja, tentu selalu ada hal-hal kecil yang akan mengingatkan kami akanmu. Rindu ini tentu akan terus terkumpul hingga kelak jiwa tak lagi ada di raga.

Pa terus doakan kami dari atas sana ya.

Peluk dan rindu selalu,
Anak perempuan tersayang

(2017-10-2) 10.36 am


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *