“ipink…” ucapnya dengan penuh ceria, mengulurkan tangan pada saya pagi itu, subuh lebih tepatnya pukul 04.00 wib.
Nama ibu penyu sendiri tak lagi asing di telinga saya, tapi baru 2 bulan silam saya dapat berkenalan langsung dengan sosok besar dibalik nama ibupenyu. Ipink adalah sapaan akrab yang diberikan teman-teman untuk perempuan dengan suara khas yang cocok banget jadi rockstar ini jika tertawa.
Perkenalan pertama yang sungguh tak biasa, selain karena itu terjadi di tengah subuh pun sosok perempuan bernama lengkap Vindhya B Sabnani ini memang mudah untuk mencuri hatimu. Penuh dan Ria.
Subuh itu, saya, Mbak Windy A, Ipink, Ara, Mumun Indohoy berpetualang menyusuri jalan-jalan tol Jakarta yang masih lelap menuju BSD. Tujuan kami pesta buku Big Bad Wolf. “Biar kosong..” saran gila dari semua orang yang disetujui tanpa banyak protes dan segera dieksekusi.
Setelah menghabiskan waktu sekitar 2 jam berenang-renang di antara tumpukan buku, masing-masing mendapatkan buku pilihannya. Saya ingat Ipink memamerkan buku dengan cover LEON, Perempuan memegang jeruk dan menggantikan huruf O pada LEON. “ini buku apa Pink?” tanya saya sedikit bingung dan tertarik. “Buku masakan, gua kan suka masak.” jawabnya dengan cempreng sembari cengegesan. Saya masih ingat caranya tertawa.
Karena ini kejadian yang bisa dibilang cukup langkah, lalu kami memutuskan untuk mengabadikannya. Keuntungannya, ini jadi foto pertama dan terakhir saya bersama Ipink.
Perjalanan kami lanjutkan membelah pasar serpong, menemukan salah satu kedai kopi yang saya tak ingat namanya namun saya ingat cerita-cerita yang dituturkan di sana. Kedai ini adalah kedai kopi cabang asli dari Belitung dan kami membahas tentang penyu-penyu yang ada di Indonesia. Pagi itu sembari makan dan nyemil segala macam makanan yang kami temukan di pasar kami bercengkrama dengan begitu seru. Pagi itu, satu dari banyak pagi yang akan saya ingat, karena yang kenyang bukan hanya perut tapi kepala dan menghangatkan hati.
Petualangan kami lanjutkan langsung ke Jakarta. Menemani Kak W bertemu dengan Mbak Hesti. Orang baru yang juga tak mungkin saya lupa karena sosok dan cerita-ceritanya tentang lautan Indonesia. Ditambah dengan buah unik yang baru pertama kali saya makan dan lagi-lagi saya lupa namanya. Maaf.
Hal penting yang saya ingat, Ipink memilih hewan yang sama seperti saya sebagai perwujudan dirinya, penyu. Si penyu yang senang mengarungi lautan namun selalu kembali ke “rumah’.
Perjumpaan singkat yang sangat bermakna. Terima kasih untuk waktunya.
Ipink selamat jalan ya. Titip salam sama Tuhan. Mungkin Tuhan butuh trip planner untuk seisi surga.
Dago, 2017-5-25
Ivy
Leave a Reply