[Prosa] Percintaan

img_9034
Rintik Hujan, Purwokerto 2017

Tadi pagi aku muntah-muntah! Badanku meriang, makan tak enak tidur juga tak enak. ugh..

Rasanya baru beberapa hari lalu kita bercinta, mengapa secepat ini imbasnya?
Akh ritual bercinta denganmu ini bukan hal baru toh?

Kita kan sering melakukannya di setiap kesempatan, di pojok jalan tak berpenghuni, di tepi bangku danau yang kosong, dan di  bibir  beranda depan kamarku. Akh tempat favoritku..

Ya, mana mungkin aku bisa menolakmu yang datang dengan nafsumu entah yang sedang begitu berapi-api atau yang malu-malu dan membuatku mau. Aku selalu pasrah dengan setiap cumbuan basahmu di sekujur tengkukku dan bisikan mesramu di telingaku.

Dapat dipastikan dengan segala kerelaan, aku akan membiarkanmu mendekapku danbercinta. Lagi.. lagi hingga kita kuyup! Hingga kau puas dan meninggalkanku terkulai lemah.

Sayang bukankah ini aneh? Jika aku tiba-tiba bisa hamil karenamu, kini.

Tapi, biarlah biar, kulahirkan anakmu sesegera mungkin.

Mungkin, ini mungkin ya.  Aku yang kian menua, dan butuh tolak angin sebelum dihujani cintamu, sebelum kita bermain cinta lagi kali lain. Atau mungkin aku butuh payung pengaman dari cintamu.

 
Kopi kelenteng, 2017-11-23

Ivy

*tulisan lama yang dipoles kembali.
Noted: Dituliskan untuk tema menulis CSWC Bandung menyoal hujan


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *