Dua Kutub

kita seperti dua kutub.

Kamu ya kamu tergila-gila dengan segala hal besar dan luar biasa. Negara-negara besar dan maju jadi goa-goa pembelajaranmu.

Aku ya aku tergila-gila dengan sejarah, dengan cerita-cerita lusuh di balik bangunan dan tokoh di pelosok-pelosok desa.

Kadang aku masih sulit percaya dengan cara Semesta mempertemukan kita, ajaib.

*

Kamu ya kamu yang begitu terstruktur dan penuh perhitungan dengan segudang mimpi besar. Tak banyak bertanya pun tak banyak cerita. Bak slogan presiden kita, kerja nyata.

Aku ya aku yang cenderung spontan dan menikmati hal-hal remeh yang membuat hangat. Gemar bertanya dan senang jadi kolektor cerita serta suka mendongeng.

Kadang aku masih sulit percaya dengan cara Semesta mempertemukan kita, ajaib.

**

Kamu ya kamu yang jarang memperlihatkan emosi dan hanya berdebat soal logika. Tak banyak cingcong juga tak banyak keluhan.

Aku ya aku yang penuh dengan luapan rasa dan kadang sulit berlogika. Menye-menye dan sering terbawa perasaan.

Kadang aku masih sulit percaya dengan cara Semesta mempertemukan kita, ajaib.

***

Lalu, apa mungkin kita bersua dan membangun istana di tengah?

Menyoal waktu bukankah kita sepakat itu adalah mata uang termahal di dunia? Sudah setahun tapi kita tak maju juga tak ke mana-mana.

Jadi?

 

Kadang aku pikir, percuma mengejarmu yang begitu jauh dan dingin. Belum lagi arah kita yang terpaut utara dan selatan.

Oh my guilty pleasure!

 

Kereta Joglosemarkerto, 2019-2-22

Ivy


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *