Cerita Biduk-biduk Nonggol di Republika

Beberapa hari lalu seorang teman bertanya pada saya, “Nat pernah ngirim tulisan ke Republika?”

Pertanyaan yang saya jawab dengan setengah enggan. “pernah tapi ga ada kabar. Seperti cinta yang digantung tanpa tali” cerocos saya dengan ketus.

“Tulisanmu publish 1 halaman loh! Keren lah..”

Lalu saya terdiam dan mencerna kembali kata-kata itu. Setengah tak percaya, mengacak-acak kembali email lama saya beberapa minggu lewat. “Tapi, koq ga ada pemberitahuan ya?”

Pertanyaan yang hanya dijawab dengan senyum. Sebagai seorang editor salah satu website, saya yakin dia mengerti betul betapa repotnya pekerjaan editor dan betapa tak ada waktunya untuk mengabarkan satu persatu setiap kontributor tentang tulisannya. Maka berita baik itu saya amini saja, sebagai perayaan.

saya lupa tepatnya berapa banyak tulisan yang pernah saya kirimkan ke berbagai media cetak. Sampai akhirnya cerita Kencan Intim di Biduk-Biduk menjadi awal pembuka kebahagian itu.Saya anggap ini sebagai penanda dan hadiah dari setiap doa galau saya.

Untuk kamu-kamu semua yang selalu percaya dan menyemangati saya untuk terus menulis. Terima kasih. 🙂

Begini penampakan tulisannya :

epaper_republika_KENCAN_INTIM_DI_LABUAN_CERMIN.jpeg
kencan intim di Biduk-biduk, Republika 31 July 2016

 

dago 485, 2016-09-05

ivy

*biru yang terharu


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *