Gading Kutukan

surat untuk yongki

Kita semua pasti  pernah mendengar pepatah lama yang berbunyi,

Gajah mati meninggalkan gading..

 

Pepatah ini tak lagi relevan di saat sekarang. Kata-kata ini malah lebih merupa tamparan telak yang membuat pilu. Di era di mana gading bukan lagi warisan yang ditinggalkan ketika seekor gajah mati,namun justru menjadi alasan yang menyebabkan sang gajah mati, kutukan.

 

Gajah mati karena gading..

 

Mengapa tiba-tiba saya membahas gajah? Semua tau banyak gajah yang mati karena gadingnya di luar sana.

 

Iya, di luar sana. Di benua lain, di Afrika, di Sumatera bukan di sini. Lalu saya bisa apa? kira-kira pemikiran ini yang awalnya melintas di kepala ketika pertama kali mendengar kampanye menyoal gading dan gajah. Saya pun begitu.

 

Sampai minggu lalu, ketika saya mendapati fakta yang mencengangkan tentang gajah. Sekitar 35.000 gajah mati setiap tahunnya di dunia sejak tahun 2010. Hal pertama yang saya lakukan ketika mendengar  berita ini, melakukan riset data. Apa angka bombastik itu benar? Lalu, dengan sedih harus saya katakan angka tersebut benar bahkan bisa saja melebihi nilai 35000.

 

Seketika saya terenyuh. Terbanyang apa kelak anak cucu kita masih bisa melihat gajah secara langsung? Jangan-jangan gajah akan menjadi hewan legenda seperti mahmot atau dinosaurus.

 

Berangkat dari keprihatinan ini, origamiusa.org ingin memecahkan guinessbook of record dengan melipat 35000 gajah. Tujuannya, memberi sorotan tentang gajah. Membuat orang-orang di luar sana menyadari apa yang sedang terjadi dengan mamalia satu ini. Bawah gajah-gajah itu mati dengan rate yang luar bisa mencengangkan setiap tahunnya karena kita manusia. Mereka sekarat, hampir punah.

 

Saya merasa terpanggil untuk ikut serta membantu sebisa yang saya mampu. Saat ini 250 gajah yang saya lipat dan ratusan gajah-gajah lainnya yang dilipat oleh teman-teman klub origami Bandung sedang dalam perjalanan menuju Amerika.

 

Oh ada yang masih ingat Yongki? Gajah patroli yang justru mati di Taman Nasional Bukit Barisan. Tak lupa saya selipkan cerita tragis dari bumi nusantara ini bersama lipatan-lipatan origami tersebut. harapannya sederhana, memastikan tak lagi ada celah kejadian tersebut dapat terulang.

 

Semoga bersama dengan setiap keprihatinan yang kami lipat, mampu lebih menyadarkan kita  -manusia-  untuk lebih menjadi manusia. Lebih menyadari tanggung jawab untuk menjaga alam sebagai satu-satunya makhluk hidup yang diberi akal. Semoga.

 

 

Jika tidak, Cepat atau lambat, kita akan jadi hama yang mulai meracuni gaiga dan seluruh isinya! Ini serius.

 

 

 

Dago 485, 2016-07-05

ivy

 


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *