#bukanrahasialagi

Saya punya jari ke-enam. Tuhan memberikan saya jari bonus yang membuat tangan kiri saya terlihat berbeda.

Ketika TK dulu, jari ini jadi asal muasal saya jadi anak yang pemalu dan serba takut. Seorang teman pernah mencoba mempelintirnya karena merasa jari saya berbeda. “Koq aneh?” ngumamnya ketika itu
Saya menangis tersedu-sedu, bukan bukan karena jari yang bengkak dan memar tapi untuk percaya diri yang terkikis habis. Butuh bujukan ekstra untuk membuat saya kembali datang ke sekolah.

Sejak saat itu saya tau saya berbeda. Saya tak lagi punya percaya diri untuk melakukan banyak hal. Saya berusaha menutupi jari ini sebisa saya. Saya takut sekali dianggap aneh dan berbeda.

Beranjak dewasa, saya dipertemukan dengan seorang teman. “Ini tandanya kelebihanmu dititipkan di tangan Nat! ucapnya penuh yakin dipertemuan pertama kami.

Sejak itu saya mulai belajar melihat jari ke-enam saya dengan cara berbeda. Menggunakannya untuk menulis atau mempigura cahaya. Menjadikannya justru sebagai watermark dari foto saya. Sesuatu yang tak mungkin di-aku oleh orang lain.

Sekarang ketika ada anak-anak kecil yang melihat jari ini-pun saya tak lagi malu atau panik. Saya sudah punya jawaban andalan. “Ini bonus dari Tuhan!” begitu kelakar saya pada mata-mata penuh tanya mereka. Biasanya akan diakhiri dengan takut-takut menyentuhnya lalu tersenyum gembira.