Day 10 Teruntuk Pengamat Bintang di Belahan Dunia Lain 

Lama juga kita tidak bercakap-cakap ya berbicara dari hati ke hati. Masih ingat dengan langit penuh bintang yang kita pandang subuh itu dari antara pohon pinus? Kegilaan kita pada bintang dan keputusan spontan yang terlalu berani jika tak ingin dibilang gila namun sumpah mati tak akan saya sesali. Kegilaan masa muda yang jelas harus kita ulang! Mesti.

Kecintaanmu terhadap bintang tentu jauh di atasku, tak diragukan. Kamu meninggalkan semua dunia mapan dan nyamanmu untuk mengejar bintang, mempelajarinya dengan segala kerumitannya. Mengintiminya setiap malam dari balik teropong? Apa bintang terlihat lebih indah di balik teleskop? Akh tolong sampaikan salamku padanya. Aku satu dari berjuta penganggumnya. 

Tentang perbincangan semalam, aku tak mampu membantu banyak, hanya mampu menawarkan telinga dan kata-kata semangat. Ya kata penguat karena aku yakin kamu bisa. Yoshinta Es yang aku kenal 8 tahun lalu di Bandung wanita tangguh! Wanita kecil yang tak boleh kau pandang sebelah mata. Penikmat gunung, pejuang hebat dan petarung hidup. Nah itu yang kuyakin pasti, tentunya sekarang tak akan kurang dari itu

Maka kukirimkan saja pelukan erat pada bintang nanti malam. Aku tunggu pulangmu pertengahan tahun ini di Indonesia?  2 tahun di negara kincir banyak cerita yang bisa kamu bagi bukan? Mari reuni memandang bintang sembari mendengar ceritamu. 

Note: just so you know, you are not alone. Each of us facing our own problems. Big hugs 🙂
 

remember this sunrise with blanket?
 

Salam,

Dari sesama pecinta bintang

Painan, 2016-2-9

Ivy

*biru merindu sobat


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *