Dari jalanan tak rata dengan jurang yang membentang, sebuah bintang terlihat di antara rimbunnya pohon pinus. Tak berkedip karena saat itu masih sore, tapi memanggil-manggil. Seakan berkata, mari kemari saya di sini.

 

 

Terletak di ketinggian 1442 m di atas permukaan laut membuat puncak bintang menawarkan pemandangan yang aduhai. Tempat wisata yang secara resmi di buka oleh perhutani pada September 2014 silam dengan segera menjadi salah satu tujuan wisata, terutama bagi warga Bandung.

Mencari tempat ini juga tidak terlalu sulit, jalan masuk menuju puncak bintang bisa diakses dari padasuka, searah dengan saung angklung Ujo. Dari saung angklung Ujo perjalanan akan dilanjutkan untuk semakin menanjak dan berkelok-kelok, melewati daerah carigin tilu,  beberapa desa kecil dan juga lahan pertanian penduduk. Setelah melewati semua perjalanan menantang tersebut barulah akhirnya kita dapat melihat bintang itu secara dekat. Jangan salah, selama perjalanan inipun kamu akan tercengang-cengang dengan kehijauan lanskap yang ditawarkan di sini. Jadi jangan takut dulu ya!

Beberapa kali datang ke sini dalam jedah waktu tertentu, semakin hari semakin ada perbaikan. Jalanan tak lagi seburuk dulu, sekarang mobil-mobil biasa-pun sudah bisa mengunjungi tempat ini.Hal yang masih disayangkan, tetap butuh mengunakan kendaraan pribadi untuk mencapai daerah ini.

Area parkir puncak bintangpun sudah dipersiapkan dengan baik dan nyaman. Persis di depan kafe Moko, yang dulunya adalah kafe tertinggi di Bandung sudah disiapkan pelantaran parkir. Hal ini juga yang membuat orang tak jarang menyebut tempat ini sebagai bukit Moko.

 

 

Tiket masuk ke puncak bintang seharga 15.000 per orang, tiket untuk camping seharga 20.000 per orang. Betul, di sini sangat cocok untuk kamping. Sudah disediakan juga beberapa pelantaran tanah untuk mendirikan tenda, selain itu juga telah disediakan toilet umum untuk bebersih. Tak perlu ragu dan takut lagi untuk tidak mendapatkan air.

 

Memasuki kawasan yang di klaim sebagai puncak tertinggi di Bandung ini, dengan segera hawa segar mengisi paru-paru. Hutan-hutan pinus yang asri berjejer rapi menambah keindahan tempat ini. Telah disediakan rute untuk berkeliling hutan-hutan eksotis yang membuatmu tak berhenti untuk berdecak kagum. Piknik di atara pohon pinus juga tentunya akan menyenangkan, dengan buku favoritmu atau hanya duduk-duduk manis memandang alam. Oh, tapi siapkan sendiri bekalmu, karena tak ada warung di area ini.

 

Waktu paling tepat untuk mengunjungi tempat ini adalah ketika pagi dan sore hari, bayangkan sedikit tambahan kabut di antara deretan pinus tersebut, pasti kamu terbuai.

 

Jika beruntung, sunset dan sunrise dari sini tentu saja juwara. Tapi ya lagi-lagi terletak di ketinggian, tempat ini lebih sering tertutup awan di waktu sore. Selain bintang besar yang menjadi ciri khasnya, sekarang telah dibuat dek bintang, semacam menara pandang dengan beberapa kursi yang bisa membuatmu lebih nyaman dan tak ingat pulang jika sudah duduk di sini.
Kalau pun ada kekurangan dari tempat ini adalah, kurangnya tong sampah. Terutama di area perkemahan, sampah-sampah digeletakan begitu saja, sungguh menyedihkan. Semoga hal ini segara menjadi perhatian bagi pengelola dan semoga kita-kita yang berkunjung ke sana ingat untuk mengantongi sampah kita masing-masing.

 

Jangan sebut dirimu pecinta alam yang senang berkemah, jika di setiap tapak tendamu yang tertinggal sampah!