Museum Tsunami, Museum Penuh Filosofis

museum tsunami
museum Tsunami, Aceh

Di tanggal 26 Desember 2004, di minggu pagi yang cerah , gempa berkekuatan 9,2 SR meluluh lantakan Tanah Rencong. Seperti belum cukup dengan luka tersebut, gelombang hitam besar atau disebut juga swong datang menerjang, melibas apapun yang ada di depannya. Sekitar 200.000 nyawa tersapu dalam waktu sesaat. Aceh terluka parah, duniapun ikut berduka.

Aceh luluh lantak, ibu yang kehilangan anak, anak yang kehilangan ibu, suami yang kehilangan istri, istri yang kehilangan semua. Segala duka yang merobek jiwa ruah di sana. “kami sampai tak lagi punya rasa ketika melihat mayat mbak. Saking banyaknya..” curhat pak Mawardi supir yang menghantarkan saya berkeliling Aceh.


museum tsunami 4
space of fear, museum Tsunami Aceh

Percikan air berterbangan seperti ketakutan yang menyeruak begitu saya memasuki bagian terdepan dari museum ini. Suara-suara dari pengeras suara membuat kilas balik kejadian jadi begitu nyata. Saya meremang ketika melewati lorong kecil gelap setinggi 19 meter. Air mengalir menuruni dinding, membuat suasana gelap dikelilingi air bergerak. Ngeri. Dalam hati saya bertanya-tanya, jika begini saja saya ngeri bagaimana perasaan mereka yang melihat langsung gelombang tsunami yang mencapai 30 meter itu ya? 

Kata Allah terus berkumandang dari speaker, saya belajar paham setitik ketakutan para korban tsunami. Iya, setitik. Rasanya tak salah lorong ini disebut dengan space of fear.

museum tsunami 1
space of sorrow, Museum Tsunami Aceh

Berjalan turun ke bawah, kita akan disambut dengan ruangan bernama space of sorrow. Sebuah ruangan dengan penerangan yang agak remang menampilkan 26 monitor sesuai dengan tanggal terjadinya tsunami. Di tiap monitor ditampilkan segala luka dan duka yang terjadi di Aceh dalam format slide show.

IMG_1325
ruang doa, museum tsunami Aceh

Perhentian selanjutnya kita sampai di titik terendah dari museum ini, ruang doa. Ruangan yang berbentuk tabung yang mengkerucut ke atas ini berisi nama-nama dari para korban tsunami. Huruf Allah berada di untung teratas, seakan penerangan bagi setiap jiwa yang mencari jalan pulangnya.

museum tsunami 2
jembatan perdamaian, museum tsunami Aceh

Dari ruangan doa, jalanan mulai berliku namun tak lagi gelap dan penggap, di sini digambarkan kebimbangan masyarakat Aceh menghadapi pasca tsunami. Berputar-putar meski dunia telah mulai terang. Mencapai permukaan sebuah jembatan terbentang dengan bendera dari Negara-Negara yang membantu Aceh tergantung di atasnya. Tertulis juga  kata damai dalam 54 Bahasa tersebut, sebagai simbol bantuan yang diberikan untuk Aceh.

museum tsunami 3
ruang pameran, museum tsunami aceh

 Di museum ini juga terdapat bioskop kecil untuk pemutaran film pendek berdurasi 9 menit serta terdapat juga ruang pameran beserta dengan penjelasan-penjelasannya bagi yang ingin memahami lebih lanjut. Adapun fungsi museum ini dibangun sebagai pengingat, pusat edukasi sekaligus tempat evakuasi dalam singkat saya memenuhi kriterianya.

Bagi yang ingin lebih memahami tentang Tsunami, rasanya wajib mengunjungi museum ini. Iya, ini salah satu museum paling mengerikan yang pernah saya kunjungi. Bukan kengerian mistis, tapi kilas balik peristiwa yang berhasil dibawanya serta.

Museum ini berlokasi di jalan Sultan Iskandar Muda dan bisa diakses dengan cuma-cuma sesuai dengan jadwal operasionanya. (09.00-12.00 dan 13.00-16.30)

Note: Museum ini adalah hasil rancangan Ridwan Kamil, sebagai pemanang dari syambara yang diadakan kala itu. Bravo!

 


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *