“Pekerjaan ini demanding banget ya!” curhat saya pada salah satu teman yang jadi ketua projek. Saya tau dia tersenyum membaca whatapps saya di ujung sana. Dia lalu berkata, “Namanya juga baru, Nat.“
Semua hal yang baru dimulai butuh usaha dan tenaga esktra. “Memulai sesuatu dengan persiapan saja berat, apalagi memulainya tanpa persiapan. Ngos-ngosan itu wajar..” begitu kelakarnya menenangkan.
Di permulaan semua pekerjaan besar yang membutuhkan tim, kita masih belajar mencari pola kerja paling enak untuk semuanya. Kita mencari cara paling tepat untuk mengerjakan banyak hal.
“apalagi kan sekarang ngasuh… Aku bisa saja mengerjakan semuanya sendiri, tapi bukan itu kan tujuan kita.” tambahnya.
Membaca percakapan itu dengan serta merta saya tergelak. Dalam hati saya berkata, apa begini mungkin rasanya menjadi ibu baru yang tak punya persiapan? Sesak nafas karena overwhelmed dengan segala macam hal yang harus dikerjakan.
Seperti bayi yang suatu waktu bisa membanggakan, ia pernah kecil dan pernah begitu lemah sehingga butuh untuk dibantu dalam setiap langkahnya. Selintas quote favorit mbak Tarlen tobucil melintas melengkapi permenungan ini.
“Sesuatu yang besar itu pernah kecil…”
Kalau boleh saya tambahkan sesuatu yang megah, pernah merangkak dan sederhana. Seseorang guru paling pintar dan tau segalanya, pasti pernah menjadi murid.
PELAJARAN PENTING :
jika harus jadi ibu pilihlah bayi yang kamu yakini atau harus saya bilang pilih lah benih (calon bapak) yang benar *eh
Dago 485, 2018-12-04
ivy
*Ditulis sebagai penyemangat di sela-sela kepala yang penuh jadwal pergantian popok dan menyuapkan makanan untuk bayi kami. hahaha…
Leave a Reply