Aku mengais-ngais kenangan, berharap menemukan kunci untuk tanya yang beberapa bulan ini menghantui. Menyelip di sela-sela hati, meninggalkan rasa gagu yang tak dapat kumengerti. Aku meraba-raba, adakah ini hanya luka hati yang mencari selimut pelarian? Ataukah ini benar sungguh adanya?
Hei tidakkah kita terlalu tua untuk permainan tebak-tebakan ala buah mangis ini? Tapi ternyata aku mulai berlarut-larut, bahkan rasa-rasanya mulai gila. Ya bukan apa-apa. Ini aneh! Sungguh..
Mungkin kamu seperti bintang yang terlihat di langit berkabut. Aku tak tau persis apa bebar bintangmu yang kelak kutuju? Ntah.. Tapi minimal sekarang aku punya sesuatu untuk kupantau. Aku tau ada ke-aku-an yang belum lagi cair di sini. Masih, di sini tak terjelaskan dan tak terelakan. Jadi? Ntah.. Sementara biarkan saja ini menggantung. Boleh? Mungkin akan banyak keanehan-keanehan lain menyertai. Tapi biar saja..
Kamu belum siap dan ntah kapan akan siap. Aku terlalu tau dirimu yang tak pernah akan puas itu. Aku pun tak berbeda jauh, aku belum yakin sanggup untuk menangkap semua. Mari serahkan saja pada waktu. Hal yang selama ini membingkai kita sedemikian.
Hei, aku tak pernah sadar ternyata kita punya banyak kepingan kenangan. Apa kamu ingat?
Bandung, 2016-2-25
Ivy
*biru mengais-ngais kenangan
Leave a Reply