Tentang proses n hasil..

Di tengah-tengah segala kemudahan dan keinstanan yang ditawarkan oleh dunia kepada kita, terkadang menjadi suatu ironi tersendiri jika kita membicarakan soal proses. Semakin hari, semakin kita ditawarkan dengan segala short cut untuk langsung mendapatkan hasil tanpa perlu melewati proses. Proses sekarang dibandel dengan harga tersendiri yang bisa disesuaikan dengan kantong masing-masing. Ga mau menunggu? Bayar dulu!

Sebenarnya perbincangan tentang proses dan hasil adalah hal yang sangat umum dan begitu subjektif bagi masing-masing orang. Sebagian orang menganggap jika memang bisa dipermudah, mengapa dibuat sulit? Jika ada mie instan, kenapa harus makan mie rebus yang harus diracik bumbunya terlebih dahulu? Sebagian lagi berpikir setiap kesulitan itu pasti berbuah sesuatu yang nikmat kelak. Seperti orang-orang yang menggemari olah raga memancing, yang pasti terlihat seperti melakukan perkerjaan paling membosankan di dunia, menunggu. Tapi bagi mereka itu harga yang pantas untuk merasakan sensasi sentakan kecil di pancing, proses.

Terlepas dari semua keinstanan yang kadang mempermudah kita, terlepas juga dari hilangnya “sesuatu” yang mungkin bisa jadi pembelajaran karena keinstanan tersebut. Tapi bukan itu yang ingin kubahas, persetan dengan semua mie instan dan keinstanan yang ditawarkan dunia, akupun menyukainya. Tapi ada sesuatu yang menurutku tak boleh diinstankan, perasaan. Sesuatu yang menyangkut perasaan dan mengikut sertakan benda kecil tersebut tak boleh diinstankan.

Pemikiran tentang proses dalam perasaan ini, mungkin terdengar “old fashion” di era yang serba instan seperti sekarang. Tapi menurutku ada hal-hal yang tabu jika diinstankan! Mie instan yang lengkap dengan bumbu jadinya membuat kita melupakan proses pembuatan bumbunya! Tapi itu bukan hal yang terlalu cruisial bukan? Toh masih banyak rumah makan yang bisa melakukannya untuk kita. Tapi perasaan? Di mana akan kau temukan koki untuk membantumu meracik perasaan itu agar terasa nikmat lagi?

Kamu adalah koki bagi perasaanmu sendiri! Hanya kamu yang bisa melakukannya, bukan orang lain, sehingga kamu butuh tau racikan dan bumbu dasar dari rasa itu sendiri. Itu adalah proses pembelajaran yang tak mungkin didapatkan dalam sekejap mata, berproses. Waktu adalah sahabatmu dalam proses ini! Dia akan menemanimu dan semakin hari kamu menjadi semakin mahir dalam mengenali rasamu. Mungkin kamu sempat menemukan dirimu salah dalam meramu rasa itu, menemukan rasa yang tak pernah lagi kamu temukan, mengecap betapa pahitnya keteledoran, tersenyum nakal karena terlalu banyak gula yang kau tuang, meringis miris karena terlalu asin. Itu PROSES!

Jangan menginstankan perasaan teman! Pernah mendengar pepatah kuno yang berkata, ” Sesuatu yang mudah didapat takkan bertahan lama.. ” . Pepatah lama ini tak sepenuhnya cocok, tapi bisa dipandang seperti ini, sesuatu yang didapatkan dengan perjuangan, pasti akan lebih dihargai ketimbang sesuatu yang diberikan secara gratis, betul? Kita sering kurang menghargai sesuatu, jika tidak melakukan pergobanan apapun untuk mendapatkan itu. Di situ pentingnya proses teman! Proses membantumu untuk mempertahankan rasa itu lebih lama, dan semoga berhasil membingkainya.

Saya juga tak berkata proses akan menjamin semuanya lancar! Apa sih yang pasti di dunia ini, selain bahwa kita semua PASTI akan mati?


Bandung, 2009-09-20

ivy

* dalam bosan coba berkata padamu yang sedang ingin belajar berproses lagi

semangat!!



Posted

in

by

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *