surat untuk Tuhan

Bapa…Bapa…
Masih boleh aku memanggilMu begini? Ntah.. Bapa kadang aku ingin percaya bahwa semua akan baik-baik saja pada waktuMu bukan waktuku. Tapi kali lain kadang aku begitu ingin menanyaimu tentang segala hal yang menyesakan.


Seperti malam ini, Bapa.. Aku rindu pelukan hangat ibuku, aku rindu dengan candaan ayahku, aku rindu rumah. Bukan..sebenarnya bukan rumah yang persis kurindukan, tapi perasaanku yang selalu merasa aman dan tentram di sana. Masa-masa kecil yang begitu polos, saat aku belum benar-benar mengenal apa itu hidup. Saat aku baru belajar tentang tersenyum, saat yang kutahu bahwa semua akan baik-baik saja. Itu yang sebenarnya kurindu Bapa.


Arghh.. Maaf! Seberapa kuatpun aku mencoba untuk menjadi dewasa, ada sebagian dari diriku yang tak mampu kupungkiri ingin tetap menjadi seorang gadis kecil yang polos.

Lia yang kadang begitu kurindu..
Aku yang tak akan bertanya, adakah matahari besok?
aku yang tak akan bertanya, adilkah ini?
aku yang tak akan bertanya, mana punyaku?
Aku yang tak akan bertanya, jalan mana yang harus kupilih?
aku yang tak akan bertanya, nyatakah ini?
aku yang tak akan bertanya, di manakah diriMu?
aku yang tak pernah meragukanMu..
Aku ingin menjadi Lia yang begitu, malam ini ..
Tolong bawa serta semua logika dan rasaku yang mengacaukan semuanya..

agar aku bisa tersenyum dengan lebih polos dan memandang dunia dengan lebih berbinar. kumohon Bapa..Bolehkah?


bandung,2010-10-02  21:05pm
iuy
biru dengan derai air mata dalam gelap



Posted

in

,

by

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *