11: Sebelas

Setiap manusia punya kelebihan masing-masing, sama halnya dengan saya yang diberikan sebelas jari oleh Bapa. Ya sebelas, ada satu jari yang diberikan percuma dan hanya untuk saya.

Apakah saya malu punya jari sebelas? Jujur ya, waktu kecil saya pemalu dan tak percaya diri. Sebabnya ketika di taman kanak-kanak seorang teman yang karena penasaran dengan jari ajaib saya, memelintirnya hingga bengkak.

Semua kejadian masa kecil memang meninggalkan luka, pasti. Saya sering kali menjadi minder dan merasa berbeda dengan teman-teman. Saya tak punya banyak teman, karena setiap bertemu dengan orang baru, mereka akan memandang aneh jari ajaib saya. Ya tentu saja tak sedikit  yang mencemooh.

Berjalannya waktu pemahaan kita akan banyak hal ikut berkembang. Kita jadi lebih dewasa dan berfokus pada hal-hal yang lebih penting. Cemooh menjadi basi dan jari ajaib tak lagi jadi fokus utama. Hei saya selamat!

Saya bersyukur mampu melewati semua cemoohan itu. Saya berterima kasih untuk segala cemoohan dan pandangan aneh yang dulu. Mau tak mau, itu yang membuat saya jadi saya yang sekarang.

Tanpa tekanan kamu tak akan memperoleh intan yang baik. Intan yang mahal juga harus diasah dengan benar agar bersinar. Untuk semua insan yang pernah dicap aneh dan dikucilkan, jangan menyerah dan tunjukan kilauanmu!

Setiap manusia unik dengan caranya masing-masing..

image

                                     Can u see my magic finger?

T,2014-2-11
Ivy
*biru si manusia berjari sebelas


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *