Kata seorang penyiar yang tak ingin dikatakan sebagai penyair, hati itu seperti pintu. Hanya bisa dibuka sedikit, dibuka lebar atau tidak dibuka sama sekali.
Hati itu cenderung diam walau masih bisa memilih. Hati tak pernah bisa bergerak mencari-cari sesosok cinta yang diinginkannya. Cinta yang datang dan mengetuk hati. Tapi pilhan sepenuhnya pada hati untuk menerima atau menutup pintunya rapat atau sekedar menanti cinta yang tepat untuk mengetuk pintunya.
Tapi cinta juga bukan KA yang selalu datang pada jam yang terjadwal. Cinta tak selalu datang, cinta punya keinginan dan harapannya sendiri kapan memilih dan kapan mengetuk. Hati mana yang terpilih atau hati mana yang diketuk. Akh.. Mungkin bisa kutambahkan variabel waktu ke dalamnya.
Lalu pesanku, siapkan pintumu dan bukalah ‘ia’ pada waktunya. Jangan terlalu takut untuk membuka pintumu dari ketukan tak dikenal, tapi tetap lah berhati-hati dengan pintu tersebut. Banyak benda berharga di dalam sana yang akan terenggut sekali kamu membukanya lebar-lebar.
Ada banyak tipe pengetuk ‘pintu’: calon pencuri, calon anak kos atau calon penghuni
Bandung,2011-11-22
ivy
*biru yang sedang mencari pintu kos baru utk diketuk
inspired by perempuansore
Leave a Reply