Terbangun dengan tidak nyaman di pagi ini, ntah karena memang sama-sama merasa tidak ingin mengakhiri semua perjalanan ini, maupun sisa-sisa dari keletihan selama 2mg ini. Saya menyebutnya ini sebagai perjalanan ketimbang dari sekedar liburan dan bersenang-senang.Yaa…saya tidak menyangkal bahwa saya sangat bersenang-senang selama 1mg terakhir ini,tapi cukup banyak hal baru yang saya dapat n pelajari dari mereka. —--Seminggu tapi banyak hal yang saya amati dan lihat!
Sama seperti pagi ini, di hari terakhir kami di Bali, kami memperbincangkan tentang apa itu arti kebahagian? Bermula dari lyric sebuah lagu yang kemudian merambat dan menjalar jauh sampai pada makna dari kebahagian itu sendiri.
Jika ditanya apa itu kebahagian? Pasti tiap orang punya jawaban masing-masing untuk menggambarkannya sebut “dia” . Dia Selalu dielu2kan oleh semuaorang,bahkan tak jarang karena dia juga terjadi pertengkaran.hmmm…konyol memang! bertengkar demi “dia” yang mana akan menghilangkan “dia”. Tapi topic tentang dia memang topic yg takkan ada habisnya untuk dibahas dan digali lebih dalam.
Bagi seorang ibu,”dia” bisa dilihat disenyum manis anak-anaknya. Bagi penjahit,”dia” bisa dilihat pada mimik kagum para pembelinya
Bagi pengajar,”dia” bisa dilihat pada tinta biru yang akan digoreskan di rapor setiap muridnya.
serta masih banyak lagi perwujudan dari “dia” yang bisa kita lihat di mana saja.
Perumpamaan bagus lain yg menggambarkan tentang “dia” baru saja saya dengarkan tadi pagi dari seorang teman. perumpamaan ini sangat tepat dan cukup mudah untuk dipahami. Begini perumpamaannya. (Mohon koreksi saya,jika ada yang tidak sesuai ya! ini versi yg sudah ditambahi dgn pemikiran
pribadi saya. ^^ )
Dia,kebahagian adalah seperti kue. Masing-masing orang punya cita rasa dan kesukaan tersendiri. Punya tempat favorit dan koki terbaik ntah ada di mana. Ntah tempatnya begitu jauh dari rumah, atau hanya di gang sebelah rumah, atau mungkin bisa dibuat sendiri di rumah, jawabannya pasti akan sangat beragam. Serta setiap orang pasti punya cara masing-masing untuk menghabiskannya.
Ada yang begitu mendewakannya sehingga sayang untuk memakannya,merasa telah puas hanya dengan memandanginya setiap hari tanpa pernah mencicipi rasa kue itu sendiri, bahkan sampai kue itu menjadi tak dapat lagi dimakan atau bahasa kerennya expired!
Ada yang memakannya dengan teratur seperti obat. Merasa diri seperti si sakit,yang tidak akan sembuhjika tidak mendapatkan “dia”. Sehingga tak jarang menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Ketergantungan!
Ada yang memakannya dan juga membagikannya kepada yang laen. Menikmatinya bersama-sama sembaari berbagi rasa dan tawa. Hangatt…
Ada juga yang memakannya sendirii…menyimpannya dengan rapat! sehingga tak terendus oleh siapapun, karena tak rela untuk membaginya.Tamakkk..
Kue adalah simbol benda yang sangat sering kita lihat, pegang bahkan kita cicipi atau malah sering membuatnya di rumah masing-masing. Tapi satu yang pasti, kue tak bertahan selamanya. Baik itu dimakan atau hanya dipandangi, suatu waktu “dia” akan habis tak berbekas. Lalu? Mengapa kita terpaku? Toh kita tau persis bahwa tak ada yang abadi di dunia bukan? “dia” juga termasuk salah satunya.
Jika milikmu habis, hanya ada 2 pilihan.. mencari toko kue yang baru dan tak menutup kemungkinan untuk membuatnya sendiri ATAU meratap dan terus merenungi kue yang tlah habis maupun expired!
bagaimana caramu menikmati kue mu? adakah pandangan lain mengenai “dia” ? Saya akan sangat-sangat senang mendengarkan pandangan lain tentang “dia” Maaf jika terdapat kesalahan dalam pemaknaan, saya hanya seorang yang sedang belajar berjalan dan menggunakan kata.
2009-01-23
kuta – Bali
Leave a Reply