Tersebutlah pada zaman dahulu kala, terjadi peperangan antara rakyat Jawa dengan rakyat Sumatera. Rakyat Sumatera ingin menyelesaikan sengketa tersebut dengan cara damai maka diusulkanlah adu kerbau. Rakyat Sumatera tak menyangka kerbau-kerbau dari Jawa begitu besar dan tangguh. Maka mulailah masyarakat Sumatera berpikir keras, “ Bagaimana cara mengalahkan kerbau Jawa? “
Ntah atas ide dari siapa, tersebutlah sebuah ide cemerlang. Diambil seekor anak kerbau Sumatera yang kecil dan masih menyusu. Anak kerbau ini tak diberikan susu barang setetespun selama beberapa hari hingga hari pertandingan tersebut berlangsung.
Pada hari yang ditunggu-tunggu, sebelum anak kerbau ini dilepas ke arena pertandingan, dipasangkan lah tanduk dari besi runcing di atas kepala anak kerbau ini. Anak kerbau yang sudah sekian lama tidak melihat induk kerbau, lantas dengan segara menyeruduk kerbau Jawa dengan maksud menyusu. Persis sesaat ketika ingin menyusu, besi runcing yang ada di kepala anak kerbau Sumatera dengan telak merobek perut kerbau Jawa.
Maka bersoraklah semua masyarakat Sumatera dengan girang “ Manang Kabau! “
Istilah inilah yang sampai sekarang kita kenal dengan sebutan Minangkabau alias Ranah Minang. Itu juga yang menyebabkan atap rumah rakyat Minangkabau seperti tanduk kerbau yang lebih dikenal dengan sebutan bagonjong.
Padang, 2011-07-06
Ivy
*note: Bagi yang punya tambahan, masukan buat ceritanya ditunggu lho!
Leave a Reply