“Leganya..” Satu kata yang pasti sangat mewakili perasaan kita sekarang. Acara ini akhirnya terselesaikan! Memang acara ini masih jauh dari kata sempurna, tapi kita semua tau apa saja yang telah kita jalani untuk acara ini. Ketaksempuranaan acara ini, tentu tidak begitu saja terlewatkan dari tanggung jawab saya sebagai acara. Masih terdapat “miss” dan kekurangan di sana sini, dan untuk hal itu pertama-tama saya sebagai pribadi ataupun sebagai divisi acara ingin memohon maaf.
Selain karena keterbatasan panitia serta satu dan lain hal yang membuat saya menjadi sigle fighter, acara ini mengajarkan banyak hal kepada saya. Sebenarnya keterbatasan itu juga yang membuat saya mendapat banyak pelajaran di sini. Selama ini mungkin saya begitu kesal dengan status sebagai satu-satunya divisi acara. Namun sebenarnya dari hal ini saya mendapatkan pengalaman berharga.
Tak selamanya kita dapat menuntut dunia sekitar untuk mengerti kita. Begitu sesuatu diputuskan ntah dengan atau tanpa persetujuanmu, hal itu akan tetap berlaku. Pilihan bagimu untuk tetap berada di sana dan berjuang, atau meninggalkannya dan mengangkat bendera putih. Memilih untuk tinggal harusnya telah membuatmu siap dengan semua konsekwensinya. Itu yang saya pelajari! Jangan lagi menggunakan alasan apapun untuk menutupi ketakmampuanmu dalam menyelesaikan tugasmu.
Saat mengatakan “Ya”, berarti kamu bersedia memikul tanggung jawab dari kata ya tersebut. Jangan merujuk seperti anak kecil yang ingin dimengerti, karena kita semua jelas telah dewasa. Itu pelajaran lainnya! Awalnya saya selalu merasa tak sepatutnya saya dibiarkan bekerja sendiri di divisi acara, otak saya terbatas, tenaga saya terbatas, kemampuan saya terbatas. Lalu omongan Pak J menyentak saya!
Menyadarkan saya betapa kekanak-kanakannya saya! Berharap dunia memberikan simpati atas keterbatasan yang ada. NO BESAR untuk hal itu! Jadi ingat, teman! Kata-katamu adalah janji. Jangan katakan “ya” lalu kamu mengingkarinya! Jangan katakan “ya” lalu kamu mengeluh dan terus mengeluhkannya, ya ini yang terjadi pada kasus saya. Maaf.. atas sikap kekanak-kanakan ini. Saya baru menyadari hal itu di akhir acara. “Better late then never..”
Hanya sedikit curahan hati dan perkataan maaf dalam belajar saya menggunakan kata. Tapi apapun yang telah kita rasakan, dibalik semua emosi dan kekesalan antara panitia, kita berhasil! Acaranya terselesaikan! Mungkin tidak sempurna, tapi ini mencenganggakan mengingat jumlah kita, rite? Di awal jumlah kita “cukup” sedikit dan di akhir, kita menjadi “agak” sedikit. (meminjam kata-kata Pak Rusli) hahaha…
“Memang hanya yang kuat yang bertahan, kawan!”
Note :
Hanamasa here we come! Upss.. Tiketnya bawa SOP masing2 dvisi! Wkwkwk…
>,<
Leave a Reply