Kepada perempuan bernama bumi,
Sedikit yang tau nama lainmu yang begitu eksotis, gaia. Ibu dari segala dewa yang begitu mengayomi. Maaf.
Hanya kata itu yang selalu terlintas dikepalaku setiap menyusuri rambutmu yang kini tak lagi rimbun. Plontos bahkan, mulai terjadi pemangkasan di sana sini. Keegoisan kami memberenggutmu semaruk ingin. Maaf
Hanya kata itu yang terlintas di kepalaku setiap melihat kulitmu yang kini tak lagi mulus. Penuh bekas jerawat berlubang di sana sini. Keserakaan kami menujammu hingga ke tulang. Maaf
Hanya kata ini yang terlintas di kepalaku setiap menyelami darahmu yang kini sering tersendat dan jelas tak lagi sejernih dulu. Penuh keruh dan sampah-sampah keegoisan makhluk bernama manusia. Maaf
Hanya kata ini yang terlintas di kepalaku setiap memandang terang di matamu yang mulai meredup. Keayuanmu tak diragu, tapi ibu sekarat dan yang bisa kulakukan hanya maaf
Maaf, maaf dan maaf
Oh adakah dokter yang bisa menyembuhkanmu ibu? Atau baiknya relakan saja kami dengan segala ke-Aku-an yang menyesakimu berpindah ke mars lalu mati.
Seperti banyak ibu-ibu lainnya aku yakin kamu tak rela. Terima kasih untuk semua maaf yang sudah diterima bahkan sebelum terucapkan.
Ibu, tampar saja kami lebih kuat, lebih sering agar cepat sadar sebelum kita sama-sama modar.
Salam maaf,
Salah satu anak yang ikut menggerogoti namun sering menuding
Leave a Reply