“A day become longer and a month become shorter…” begitu penggalan kalimat yang menjelaskan tentang tahun 2020 yang saya dengar entah dari mana. Penggambaran yang rasa-rasanya akurat. Tanpa terasa tahun yang penuh dengan kejutan dan kecemasan ini rupanya terlewati juga.
Saya memulai tahun 2020 dengan tarian antusias yang penuh ceria, namun mengakhirinya dengan tertatih-tatih dan penuh luka. Tahun lalu adalah tahun kehilangan, tahun yang penuh dengan pelajaran. Tahun yang mengajarkan pelajaran dengan harga mahal.
Tulisan ini mungkin terasa terlambat dituliskan dua minggu setelah tahun baru, namun saya sadar bahwa banyak hal-hal membutuhkan jeda untuk dapat dilihat dengan lebih jeli dan teliti:
- Life is fragile
Betapa dalam waktu 60 menit, banyak hal yang bisa terjadi. Sejam sebelumnya kamu masih mendengar suara ibumu dari ponsel dan sejam selanjutnya, ibumu tak lagi bernyawa. Ini pelajaran terberat yang saya terima di Maret 2020, menjadi yatim piatu. Menyadari bahwa nyawa bisa terbang begitu saja dan kapan saja. Hargailah orang-orang terkasihmu selagi mereka masih ada. Karena kelak, meski kau mendamba setengah gila, tak akan ada lagi peluk, cium ataupun omelan mereka.
Seribu tanya dan sesalmu akan kau cicil hingga ujung waktu. Bekasnya akan kau ingat sebagai tanda yang kau bawa sampai mati.
2. Worry don’t take you anywhere!
Berada di situasi yang serba tak pasti, membuat saya yang sudah pencemas ini menjadi semakin penuh dengan kecemasan. Beberapa kali, kecemasan ini membuat saya mengambil keputusan yang salah dan merubah saya menjadi orang yang berbeda.
Kecemasan adalah alarm yang jika difungsikan dengan baik membantu menghindarimu dari mara bahaya. Namun jika alarm ini rusak dan terus berbunyi meskipun tak ada api atau asap, tentu saja menganggu.
Salah satu cara yang saya lakukan, duduk diam dan kembali ke nafas dulu jika segala kecemasan mulai menyesaki kepala dan dada. Mengambil diary dan mulai menuliskan, apa sebenarnya yang membuat saya cemas. Bertanya, what actually this worry want to tell me?
Mantra saya “you can’t control everything, but u can control ur mind.”
3. True Friend is a gem
Terbatasnya segala hal yang bisa kita lakukan, sekaligus menjaring apa-apa saja yang ingin kita usahakan. Basa-basi semakin berkurang dan hal-hal yang kita rasa penting akan muncul ke permukaan. Hal sulit ini membantu kita menyaring, siapa yang ingin kita usahakan dan siapa yang ingin berusaha untuk kita. Semakin bertambah umur, semakin sadar bahwa memiliki beberapa teman baik jauh lebih penting ketimbang punya segudang ‘hanya teman.’
Punya teman-teman baik yang mampu menjaga dan mengingatkanmu dari jauh adalah harta penting.
4. It’s okay to make a mistake
Berada di situasi yang serba baru ada banyak penyesuaian yang butuh dilakukan. Ada banyak keputusan-keputusan baru yang butuh diambil. Satu atau dua dari keputusan yang kamu ambil bisa saja berujung masalah.
Listen, It’s okay to make mistake, dear. Be gentle to yourself. We are human not God. Breath and feel the air come inside your lung. Inhale life and exhale all that shit. Don’t keep resentment toward yourself. It will eat you.
Sepotong kalimat dari pengarang favorit saya:
Even you failure, your failure not gonna destroy the universe. Maybe it’s may open some kind of choice ~ Etgar Keret
5. Peace is an inside job
Di tengah segala kekacauan yang terjadi di pandemik ini, saya belajar untuk paham bahwa kedamaian bukan sesuatu yang ditawarkan oleh keadaan. Dunia tak akan pernah sepenuhnya nyaman dan aman, akan selalu ada tawaran, godaan, yang akan membawamu jauh dari rasa tenang. Adalah tugasmu untuk memagari rasa tenangmu sendiri.
Belajar mendefinisikannya ulang dan memilih hal-hal penting apa yang butuh kamu jaga. Belajar untuk menilik dan memilah. Dunia akan selamanya gaduh, namun kamu punya kuasa untuk membiarkan suara-suara itu mengikutimu atau menyuruhnya berhenti di depan pintumu.
Ini bukan pekerjaan mudah, tapi masih akan terus saya usahakan. Tahun 2021 akan menjadi tahun untuk berhenti peduli pada hal-hal yang tak berkontribusi pada rasa damai saya. Tahun belajar untuk memagari diri.
Dear myslef.
Be busy living not complaining! Don’t waiting to be save, but be your own guardian!
Padang, 2021-1-18
ivy
Leave a Reply