Intuitive Writing

The art of writing is the art of discovering what you believe” ~Gustave Flaubert

Quote ini saya temukan di instagram @beradadisini, teman baik yang sekaligus editor dan mentor saya dalam menulis. Siapa saja yang menggenal Hanny pasti tau perempuan manis satu ini, meski bertubuh kecil tapi selalu punya segudang ide menarik di kepalanya. Di postingan itu, Hanny mengajak untuk ikut menulis jurnal. Lalu,  menawarkan gagasan untuk melakukannya selama satu bulan penuh di October dengan cara intuitve writing (menulis gegas).

Menulis gegas itu apa sih? Menulis gegas adalah menulis tanpa memberi jeda dalam jangka waktu tertentu. Jangka waktu ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kita. Intinya menulis dan menulis hingga tanganmu kaku, mengeluarkan semua hal yang secara sadar ataupun tidak kita susupkan di lipatan terdalam kepala.

Sebagai salah satu orang yang mengiyakan ajakan tersebut, saya punya rutinitas menyenangkan baru selama bulan October. Setiap pagi membuka IG story Hanny untuk mendapatkan 1 kalimat awal dan mulai menulis gegas selama 5 menit.

Proses menulisnya sendiri kadang tepat berakhir di 5 menit, kadang lainnya saya benar-benar tak tau harus menulis apa di 2 menit terakhir atau bahkan di menit-menit pertama. Kadang lainnya, saya bahkan masih menulis berlembar-lembar cerita setelah 5 menit tersebut berakhir. Jika hal terakhir ini yang terjadi, rasanya begitu lega. Perasaan yang sama ketika kamu begah dan akhirnya muntah.

Pagi ini ketika saya bangun dan mengecek IG story Hanny dan tak menemukan kalimat pemantik, saya terdiam sesaat lalu tersenyum. Hei, tour guide kami Hanny sudah mengajarkan banyak bekal sebulan ini. Sudah membuat kami, setidaknya saya belajar untuk berpetualang ke dalam labirin-labirin rasa dan kepala masing-masing. Terima kasih untuk perjalanan menyenangkan selama sebulan ini.

Bak makanan bagi jiwa, proses ini menyenangkan dan mengenyangkan. Saya satu dari sekian orang yang percaya bahwa menulis itu terapi untuk tetap berakar pada diri. Pengalaman sebulan ini membuat hal itu menjadi semakin pasti. Menulis secara spesifik menulis gegas membuat saya menemukan hal-hal kecil atau besar yang kadang luput saya sadari.

Tulisan yang jika saya baca ulang masih membuat saya berdecak kagum dan bertanya-tanya, dari mana kata-kata itu muncul. Sebagian pelajaran itu terlalu pribadi untuk saya bagi, salah satu yang paling saya suka adalah.

Hi Five, taken by Anggara Mahendra

 

I am no longer believe happiness is a goal, but a journey. Make peace with yourself and then happiness will come as a reward ~ Blueismycolour

 

Ubud, 2018-11-1

ivy

PS: Terima kasih yang sedalam-dalamnya buat tour guide unyu yang telah membuat perjalanan di bulan Oktober ini menyengangkan dan menyenangkan. Adore you even more, H!

 

 

 


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *