Drama di Bulan Juni

“Sungguhlah semesta itu murah hati, hati-hati dengan apa yang kau minta…”

~blueismycolour

Saya tak berhenti tertawa sembari mengendalikan motor menembus udara malam Bandung yang dingin. Tiba-tiba, seperti potongan puzzle yang menemukan tempatnya, ada bunyi klik yang nyaring untuk rentetan drama yang terjadi sepanjang bulan Juni yang masih seumur jagung ini.

Kesal dan marah yang menumpuk beberapa hari ini, tiba-tiba lenyap. Saya terbahak-bahak menyadari bahwa semesta hanya sedang memberikan, apa yang saya minta. Seperti seorang Bapa mungkin dia memandang saya dari atas sana dengan kedua matanya yang mencoba berkata “Sudah cukup berwarna hidupmu bulan ini, nak?”

Serta merta segala drama yang menghampiri saya sejak awal bulan ini menemukan benang merahnya, saya. Keinginan saya, kebosanan saya yang mengeluh dan meyakini bahwa hidup dalam 2 bulan terakhir ini begitu monoton. Kurang seru, kurang warna. VOILA! Lalu semesta memberikan a dash of magic. Menghadirkan drama untuk membuatnya menjadi berwarna.

Berbagai drama dan kebodohan yang terjadi seminggu terakhir, rasanya tak perlu dipaparkan di sini. Tapi tulisan ini lebih sebagai pengingat. Bahwa berhati-hatilah dengan apa yang kamu minta pada semesta.

Buat saya, kejadian senin malam kemarin cukup menampar dan menyadarkan saya. Membuat saya untuk melihat dengan cara yang berbeda. Belajar untuk lebih sabar dan lebih toleran dengan kebodohan dan kesalahan yang mungkin kita lakukan sebagai manusia. Ya, manusia yang tak akan lepas dari salah.

“Kamu cepat benar kesalnya…” ucap teman saya dengan nada ringan. Itu hari Selasa dan seperti hari-hari sebelumnya ada satu drama yang menghampiri kami sore itu. Lagi-lagi saya sadar, ini bukan tentang dunia yang butuh diberikan mantel, tapi saya yang butuh diberi jaket dan sepatu yang bisa dilepas dan dipasang sesuai dengan kebutuhan.

Karena, drama dan segala masalah tak akan pernah berakhir sampai nafas ini tak lagi ada di diri. Maka, belajar untuk menikmati drama dan menjaga emosi adalah skil yang baik dipertajam untuk menjalani hidup. Belajar untuk lebih banyak tertawa, lebih banyak memaafkan diri dan orang-orang di sekitar. Belajar lebih selektif dalam menghabiskan waktu, belajar lebih legowo untuk hal-hal yang tak bisa diatur. Intinya belajar untuk hidup dan menari dengan segala drama yang ada.

UWRF 2018 _ pic: Anggara Mahendra

Girls, put your high heels and let’s dance!

PS: u won’t miss a sign from the universe. it will keep getting louder and louder until u get it. ~ unknown

Bandung, 2021-06-08

ivy

*Biru yang masih tertawa-tawa bahagia mengingat hal ini



Posted

in

,

by

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *