(Bukan) Resolusi

Apa ritualmu untuk mengakhiri tahun 2018 yang tinggal menghitung hari ini?

Bagi saya, akhir tahun adalah waktu yang paling tempat untuk duduk dan memilah. Menghitung-hitung apa yang telah saya lakukan selama setahun ini. Saya selalu percaya pencatatan yang baik merupakan bagian dari pembelajaran. Tulisan-tulisan lama tersebut selalu ada di sana untuk jadi cermin untuk melihat yang telah terlalui selama ini.

Maka tulisan ini akan berisi pencapaian-pencapaian dan perjalanan yang saya rasa butuh diabadikan selama tahun 2018. Bukan untuk menyombong, tapi untuk pengingat sejauh mana saya sudah berjalan.

1. Diberkahi kesempatan untuk menulis scrip film layar lebar

Kesempatan ini datang di Bulan Agustus 2018. Film detak adalah wahana saya belajar berproses dan berkembang bersama. Terima kasih untuk Aenigma picture, Yuris dan Yongki yang mempercayakan mimpi mereka pada saya yang juga masih pemula. Mengajak saya ikut serta dalam proses bertumbuh kembang ini. Terima kasih! Semoga tahun depan, DETAK sudah bisa muncul di layar lebar. AMIEN.

IMG_0541

2. Berhasil membaca lebih dari 12 buku dalam 1 tahun.

Beberapa di antaranya yang begitu berkesan adalah:

a. The subtle Art of not giving a fuck – Mark Manson

b. The history of love – Nicolle Crauss

c. To Kill a Mockingbird – Harper Lee

d. 1984 – George Orwell

e. Mahabharata – C Rajagopalachari

3. Menulis jurnal dengan lebih teratur, mungkin tak selalu setiap hari tapi dipastikan menulis setidaknya 2-3 hari sekali.

Saya punya quote baru untuk itu

“One page a day, keep the drama away! ~blueismycolour”

4. Bersyukur menjadi freelancer.

8af177e0-32a5-449b-9356-445ba4a1d719
Danau Buyan, Bali 2018 – Taken by Anggara Mahendra

Saya mulai menjadi freelancer di tahun 2016, dengan perasaan harap-harap cemas akan masa depan yang tak jelas. Apa 3 bulan lagi saya bisa makan? Apa 1 tahun lagi saya masih sanggup membiayai kosan saya? Serta masih banyak pertanyaan lainnya yang membuat saya ragu dengan pilihan ini. Hanya tekad bulat untuk mencoba yang membuat saya tetap berjalan. Terima kasih pada diri 3 tahun lalu untuk mengambil keberanian itu. We made it. Di tahun 2018 ini saya merasa  stabil secara finasial.

Selain telah berdamai dengan segala ketakjelasan dalam kehidupan freelancer ini, saya berbangga dan bersyukur dengan jadwal waktu yang punya fleksibelitas tinggi ini. Saya mampu berkata, menjadi freelancer membuat kualitas hidup saya meningkat. Bukan secara finansial, tapi secara hubungan.

Pekerjaan ini membuat saya mampu menemani ibu ketika operasi kaki, mampu mendampingi teman baik ketika dibutuhkan, mampu mengunjungi teman yang baru saja kehilangan ayah, mampu menghadiri pernikahan dari adik teman di desanya. Banyak hal yang jadi terwujud dengan cara bekerja ini.

Tapi saya tak ingin nyinyir untuk mengajak semua orang mencoba gaya hidup ini, saya hanya ingin bilang gaya hidup ini rupa-rupanya cocok dengan saya. Terima kasih untuk teman-teman yang membuka pintu-pintu kesempatan hingga akhirnya saya bisa ada di sini.

Adapun rute kutu loncat saya dari satu kota ke kota lain cukup mencengangkan ketika dirunut. Ahay!

rute 2018

5. Punya keberanian mewujudkan salah satu keinginan lama, membuat tatto

Tanggal 5 November 2018 silam, ada 2 tatto baru di tubuh saya. Tak besar, karena memang saya tak ingin tatto yang terlalu mencolok. Dua tatto ini, saya pilih dengan cermat, letak dan lambangnya. Prinsip saya sederhana, tatto ini adalah pengingat buat diri sendiri. Semacam pembakar semangat atau tamparan jika terpuruk. Untuk itu hal terpenting, semua tatto saya harus bisa saya lihat.

Tatto berbentuk panah dan infinity saya letakkan di pergelangan tangan kiri, bahwa hidup adalah perjalanan tak sudah untuk memahami. Untuk terus belajar, untuk terus melaju. Simbol berbentuk salib sekaligus berbentuk zodiak saya Sagittarius.

Tatto lainnya berupa tulisan Let God. Ada d yang tak tampak di setiap Let Go. Hal tersulit yang bisa dilakukan manusia adalah melepaskan. Saya tempatkan di pundak kanan belakang. Sesuatu yang ada di belakang adalah sesuatu yang harus dilepaskan, direlakan.

922a1af5-4ad9-47d0-a18d-5ec3668e4a10-1

Ketimbang menandai hidup dengan angka, saya ingin menandai hidup dengan pencapaian. Semoga akan banyak cerita-cerita menarik di tahun depan ya!

Makale, 2018-12-21

ivy


4 responses to “(Bukan) Resolusi”

  1. dwi bambang irianto Avatar

    Sangat mengapresiasi keputusan yang sangat berani. Namun akhirnya sudah nampak keberasilan itu. Sungguh luar biasa.

    1. blueismycolour Avatar

      Terima kasih Dwi sudah berkenan mampir ya.

  2. Sundea Avatar

    Go Lia 😀

    Proud of you

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *