Sudah berapa lama berselang sejak aku mulai memanggilmu pecinta malam? Jaman-jaman skripsi menyiksa setiap malam dan YM sebagai cemilannya. Aku sungguh lupa bagaimana persisnya pertemuan aneh kita ini sampai berujung ke diskusi-diskusi tengah malam. Satu yang teringat betapa absurb dan luar biasanya persahabatan kita.
Masih ingat pertanyaan “kalau manusia akhirnya mati, lalu untuk apa hidup?” Pertanyaan serampangan yang sukses membuatku menuliskan perenungan hampir 2 halaman A4. Puisi-puisi asal yang tak ada ujung juntrungan. Nah ada yang berkata, teman beda jenis kelamin itu ga mungkin. Kamu satu dari banyak bukti hidup bukan?
Tadi pagi aku menemukan surat yang tak pernah sampai padamu. Mungkin ada surat-surat tertentu yang butuh waktu lebih mencapai tujuannya dan ini salah satunya. Surat usang, tulisan lama, cerita basi tapi ada rasa yang masih tersisa.. 🙂
Padang, 2016-2-3
Ivy
*biru penuh nostalgia
Leave a Reply