Counting Blessing #Day4

Terlahir sebagai Perempuan

Menjadi perempuan bukanlah perkara mudah di tanah air tercinta ini. Banyak adat istiadat dan pandangan umum yang me-ngemong-i perempuan sehingga tak boleh begini tak boleh begitu. Hei itu pekerjaan laki-laki, jangan memanjat, jangan ini jangan itu. Bahkan termasuk mitos kalau perempuan tak perlu sekolah tinggi karena akan berakhir di dapur. Belum lagi semua kesalahan yang ditimpakan pada perempuan menyoal pakaian. Akh sudah.. tak akan habis jika dibahas. Saya benci dengan semua pandangan picik tersebut namun tetap bersyukur terlahir sebagai perempuan.

Perempuan yang diberi anugrah untuk mampu merasakan dan mengapresiakan perasaan dengan lebih dalam. Perempuan yang suatu waktu boleh merasakan gejolak kehidupan di dalam rahimnya dan bertarung maut untuk melahirkan kehidupan baru.Perempuan yang dibesarkan di kota kecil namun punya kesempatan untuk menimba ilmu di luar kota dan sekarang ada di negeri seberang. Perempuan yang senang bertualang sendiri, ya sendiri. Perempuan yang kelak tua nanti ingin mampu menceritakan kisah-kisah menarik pada cucunya. Menceritakan bahwa dunia bukan hanya hitam dan putih rutinitas. Perempuan yang diingat bukan karena kecantikan tapi karena tekad. Perempuan yang menginspirasi dengan mimpi. 

b2a

taken at Labuan Cermin lake, East Kalimantan

Perempuan itu makluk yang berorinetasi pada perasaan dan secara fisik lebih lemah dari laki-laki, itu fakta general yang tidak dapat dipungkiri. Lalu? Itu bukan batas dari mimpi-mimpi mu! 

*note: anggap ini sebagai doa yang saya panjatkan pada Sang Maha, semoga dituntun sesuai jalanNya

T, 2014-11-23

ivy

*biru fingger cross


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *