Perjalanan ini dimulai dari Nusa lembongan Bali dengan tanpa arah dan tujuan pasti. Kapan pulang? Ntah.. Dengan siapa? Awalnya bertiga namun selanjutnya ntah.. Mau ke mana? Hmm.. Ntah..
Pada minggu awal, saya cukup jengkel menjawab pertanyaan dari semua orang baik keluarga, teman maupun orang-orang yang saya temui di jalan ” pulang kapan?” Kadang saya ingin teriak dan bilang, ” hei saya punya kemewahan waktu, untuk apa repot membuat rencana kaku? ”
Saya hanya sedang malas dan tak ingin repot dengan semua itinerary perjalanan. Saya ingin terbuka pada segala kebetulan, kemungkinan dan keajaiban yang ditawarkan perjalanan.
Hanya ingin memelan dan menikmati hal yang saya miliki dan tak dimiliki banyak orang, waktu. Terdengar sadis? Maaf begitu adanya.
Ini perjalanan pertama saya dengan tiket satu arah yang tujuan akhirnya tak pasti, kapan dan dari mana saya akan pulang? Biarkan pertanyaan tersebut mengantung.
“Koq bisa jalan tanpa tujuan pasti?” Jujur perjalanan ini bukan tanpa drama menye-menye, namun jika rasa, asa, cerita , semua getaran yang dirasakan tubuh dapat diolah, ini perjalanan terbaik saya. Mengapa? “Coba sendiri deh.. ”
Ada hal-hal tertentu yang sebaiknya hanya diam dalam alam rasa dan tetap dibiarkan tanpa gambaran awal. Cukup sediakan waktumu yang berharga dan biarkan semua indra rasamu bercumbu dengan perjalanan. Kamu akan terkejut dengan seberapa lihai dirimu dan betapa banyak kebetulan yang tercecer sepanjang jalan.
Dear TB: i am glad we did it! 🙂
Kupang, 2015-5-22
Ivy
*biru penuh haru biru
NB :
Perjalanan kali ini berakhir di Kupang. Selama perjalanan ke arah timur saya merasakan dengan nyata, kebetulan dan seredipity yang tak terhingga banyaknya. Saya dipertemukan dengan banyak manusia berhati malaikat yang mampu membuat terharu dengan kebaikannya. Terima kasih
Leave a Reply